Penampakan Kawasan Cadas Gunung Marapi, Tempat Favorit Pendaki Mendirikan Camp Meski 'Berbahaya'

Penampakan Kawasan Cadas Gunung Marapi, Tempat Favorit Pendaki Mendirikan Camp Meski 'Berbahaya'

Mendirikan camp di ketinggian Gunung Marapi di kawasan penuh cadas tak ada pohon pelindung-Foto: Padeks.co-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Saat naik ke Gunung Marapi, salah satu Kawasan favorit pendaki untuk mendirikan camp adalah di kawasan cadas.

Kawasan ini sebenarnya sudah mendekati puncak Marapi, itu sebabnya di sini sudah tak adalagi pohon-pohon besar.

Lokasi kawasan cadas Gunung Marapi berada di ketinggian 2452 mdpl, sedangkan puncak Gunung berada di ketinggian 2.885 m.


Ilustrasi situasi di kawasan cadas Gunung Marapi-Foto Collect by 'Area Camp Cadas Marapi' Google Maps-

Sesuai namanya, di sini penuh dengan cadas. Menuju ke kawasan ini, berjalan sedikit, naik sekitar 15 hingga 30 menit dari Pintu Angin.

Di kawasan cadas ini pula  pendaki isitirahat. Memilih kawasan cadas bukan pula tanpa pertimbangan, salah satu alasan pendaki adalah agar bisa mendapat view yang sangat indah dari kawasan ini, diantaranya bisa melihat Gunung Tandikek dan Gunung Singgalang

Biasanya, setelah berisitirahat di kawasan cadas ini, pendaki akan melanjutkan perjalanan ke Puncak Merpati Merapi dengan jarak tempuh sekitar 1 jam bagi kalangan pendaki profesional (one way).

BACA JUGA:Mengulang Kembali Memori Mendaki Gunung Marapi

Pendaki di Kawasan Cadas Tewas Semua?

Memang belum ada data yang pasti, apakah semua korban meninggal akibat erupsi Gunung Marapi 3 Desember 2023 lalu sedang berada di area kawasan cadas, atau di puncak, atau sudah berada di pinggir hutan di perut kaki gunung.

Namun beberapa saksi seperti Sri mengakui, bahwa pohon-pohon yang ada, menjadi salah satu tempat mereka berlindung dari ganasnya abu vulkanik dan juga hujan batu yang terjadi.

BACA JUGA:Orang Pertama yang Menerobos Puncak Gunung Marapi Pasca Erupsi dan Gendong Jenazah Turun Tanpa Alat

Dilansir dari RRI, Sri, pendaki asal Pekanbaru ini bercerita, mereka berhasil terhindar dari hujan batu Marapi karena memang sedang berada di kawasan hijau yang sudah banyak pohon-pohon besarnya.

Saat erupsi terjadi, ia sudah berada di Pos 5 Gunung Marapi, di area pendakian yang sudah dikeliling tumbuhan dan juga pepohonan.

Sebenarnya 7 jam sebelum erupsi terjadi, Sri dan 9 temannya masih berada di Puncak Merapi. Pukul 07.50 di puncak lalu mereka turun ke bawah.

Sekitar pukul 14.45, saat berada di Pos 5, Sri dan teman-temannya tiba-tiba kaget mendengar suara ledakan. Tak lama kemudian, ranting pohon dan bebatuan jatuh menimpa mereka.

BACA JUGA:Ibu dan Anak yang Tewas di Gunung Marapi Sempat Putar Lagu ‘Naik-naik ke Puncak Gunung’

Satu-satunya tempat berlindung bagi Sri dan teman-temannya adalah pohon-pohon besar yang ada di sekitar mereka. 

Tak bisa dibayangkan, bagaimana kondisi pendaki lainnya yang masih berada di kawasan cadas atau yang masih berada di area yang tidak ada pohon tempat berlindung sama sekali, salah satunya juga adalah di puncak kawah.

BACA JUGA:Update Daftar Gunung Api Status WASPADA di Sumatera Jawa Sulawesi NTT NTB dan Maluku

Langit yang semakin gelap akibat abu vulkanik tebal, Sri dan teman-temannya kemudian berlari sekuat tenaga dan sekencang mereka bisa, hingga akhirnya sampai juga ke Pos 3.

Di sinilah kemudian ia bertemu pendaki lainnya. Mereka semua kemudian bergegas turun hingga akhirnya sampai ke Pos BKSDA dengan selamat lalu memutuskan untuk pulang kembali ke Pekanbaru. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: