Orang Stres Jadi Pak Ogah, Polresta Jambi Diminta Turun Tangan
Salah satu Pak Ogah yang diduga stres sedang menertibkan lalu lintas di Jalan Pattimura Kota Jambi-Foto: Jambi Ekspres-
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Kehadiran Pak Ogah menjaga dan mengatur lalu lintas di beberapa putaran median jalan, mulai meresahkan warga Kota Jambi, bahkan kini ada orang stres yang ikut-ikutan jadi Pak Ogah.
Warga meminta Polresta Jambi untuk turun tangan menertibkan atau melatih mereka.
“Seharusnya kan Pak Ogah itu membantu kita, bukan menambah macet,” ujar Jessica salah satu warga Kota Jambi kepada Jambi Ekspres.
Katanya, belakangan yang terjadi, malah jalanan semakin semrawut karena para Pak Ogah itu bekerja menertibkan lalu lintas dengan teorinya tanpa ada ilmu dasar.
Bahkan, kadang mereka lebih mengutamakan kendaraan yang berputar ketimbang kendaraan yang seharusnya didahului berjalan setelah adanya lampu merah.
Mirisnya lagi, ada pula orang stres ikut menertibkan lalu lintas ikut-ikutan menjadi Pak Ogah.
“Seperti di Jalan Pattimura, dekat Grand Hotel dekat cucian mobil, itu ada orang stres ikut menertibkan kendaraan, kita yang mengemudi ini jadi dibuat kaget, ragu, setelah di cek eh ternyata orang stres,” lanjut Ayu, warga Kota Jambi lainnya.
“Tugas Pak Ogah kan membantu menertibkan lalu lintas, khususnya kendaraan yang hendak berputar, namun yang terjadi malah, kacau bikin macet,” lanjut Imron, warga Kota Jambi yang lain.
Kata Imron ia pernah membaca berita bahwa di beberapa kota di Pulau Jawa, para Pak Ogah ini mendapat pelatihan khusus dari Satuan lalu lintas Polres. “Jadi alangkah baiknya Pak Ogah di Kota Jambi juga dilatih,” lanjutnya.
Terlebih lagi jumlah Pak Ogah di Kota Jambi juga sudah semakin banyak, bahkan hampir setiap perputaran median jalan mereka ada. Jadi memang sudah sebaiknya mereka mendapat pembekalan dari Satlantas Polres, karena bagaimana pun mereka ini bekerja juga membantu menertibkan lalu lintas.
Sementara itu, Budi warga Kota Jambi lainnya mengaku tak keberatan dengan kehadiran Pak Ogah ini, karena mereka bekerja untuk membantu kelancaran lalu lintas.
“Tapi mereka memang harus dibekali latihan dasar, supaya kerjanya semakin profesional,” katanya.
Budi menilai, Pak Ogah di Kota Jambi rata-rata bekerja dengan ikhlas, tidak ada yang marah atau ngamuk kalau tidak dibayar, mereka bekerja dengan baik, warga pun memberi sesuai dengan keadaan.
“Kalau pas ada uang kecil kita ga keberatan kok membayar mereka, karena bagaimana pun mereka membantu kita, cuma mungkin perlu dipoles aja sedikit skill-nya,” lanjut Budi lagi. (dpc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: