>

Becek Melanda Tol Bayung Lencir-Mestong

Becek Melanda Tol Bayung Lencir-Mestong

Proyek Tol Baleno kini menghadapi situasi tanah lunak akibat becek diguyur hujan, Hutama Karya telah mengganti strategi agar pekerjaan tetap capai target-Foto: Tangkap Layar Youtube YT Drone-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Becek kini tengah melanda Tol Bayung Lencir-Mestong, kontraktor pun kini sedang mengganti strategi biar target 50 persen di akhir 2023 tidak ambyar.

Kondisi becek ini disampaikan Beni Kristiawan, Kepala Satker Jalan Bebas Hambatan Provinsi Jambi kepada wartawan kemarin.

Kata Beni, kontur tanah yang ada di trase Tol Baleno kebanyakan merupakan tanah lunak dan basah, hujan yang mulai sering turun di kawasan proyek akhirnya menganggu keberlanjutan konstruksi.

Lantas bagaimana dengan target penyelesaiannya? Akankah target 50 persen di akhir 2023 akan ambyar?

Beni memastikan target Tol Baleno akan tetap diupayakan sesuai dengan rencana awal, yaitu tercapai 50 persen akhir 2023.

Pihak kontraktor kata Beni telah mengatur strategi proyek dengan mengalihkan pekerjaan mereka tidak dulu berfokus pada pekerjaan tanah.

Pihak kontraktor akan mendahului pekerjaan struktur, diantaranya struktur pile slap untuk struktur jalan layang.

“Jadi bobot pekerjaan tol sebenarnya lebih berat ke struktur pile slab dibanding struktur tanah, jadi itu yang kita kejar duluan,” ujar Beni. Sementara itu pekerjaan pondasi Tol Baleno di wilayah yang becek akan ditunda.

Khusus trase yang telah dilakukan timbunan perkerasan, kata Beni akan tetap dilanjutkan ke tahap berikutnya yaitu pekerjaan rigid beton.

Hingga Oktober 2023 sebenarnya target pekerjaan Tol Baleno kata Beni telah mencapai 15 persen, ini lebih tinggiu dari target awal, jadi ia masih optimis untuk mencapai target pekerjaan 50 persen di akhir 2023 akan tetap bisa dipenuhi seiring dengan pekerjaan yang terus berjalan meski hujan datang.

Kondisi tanah yang lunak di ruas Tol Baleno juga akan diatasi dengan menerapkan teknologi modern.

Salah satunya yaitu Electrical Density Gauge (EDG) untuk menguji kepadatan tanah, Building Information Modelling (BIM) untuk perencanaan yang lebih efisien, LiDar untuk pemetaan kontur tanah menggunakan pesawat UAV dan Load Scanner untuk mengukur volume material yang dikirim dengan dump truck.

Executive Vice President (EVP) Sekretaris Perusahaan Hutama Karya Tjahjo Purnomo dalam keterangan resminya menerangkan,  proyek tol senilai Rp 2,76 Triliun itu sejak awal telah ditargetkan rampung Juni 2024.

Konstruksi Tol Baleno akan membentang sepanjang 14,69 km, dimana metode kerja pile slab dilakukan sepanjang 0,615 km, overpass sepanjang 0,313 km dan sisanya underpass sepanjang 93 meter.

Hutama Karya katanya akan fokus pada misi pemerintah, agar tol ini dapat memangkas waktu perjalanan yang semula 4 hingga 5 jam menjadi 1,5 jam dari Mestong Provinsi Jambi ke Bayung Lencir Provinsi Sumsel.

Tol baleno merupakan bagian dari proyek nasional Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS) yang akan menyambungkan Provinsi Jambi ke Palembang hingga Lampung.
 
Hutama Karya telah menandatangani kontrak untuk mengerjakan tol ini sejak 17 Mei 2023 lalu dengan skema Kerja Sama Operasi (KSO) dengan PT Wijaya Karya (Persero), Tbk. dan PT Brantas Abipraya (Persero) dengan porsi masing-masing yakni Hutama Karya ( 60%), Wijaya Karya (25%) dan Brantas Abipraya (15%).

Apakah kendala becek dan musim hujan akan jadi hambatan besar dalam penyelesaian proyek ini? “Hutama Karya tetap berkomitmen menyelesaikan proyek ini sesuai dengan target yang telah ditentukan pemerintah,” ujar Tjahjo. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: