Kota Jambi Diguyur Hujan 2 Menit, Warga Muaro Jambi Kesulitan Air Bersih

Kota Jambi Diguyur Hujan 2 Menit, Warga Muaro Jambi Kesulitan Air Bersih

Warga Muaro Jambi mulai sulit mendapatkan air bersih karena sumur sudah kering, terlihat salah satu warga Sembubuk Muaro Jambi berusaha menimba air yang hanya ada di pagi hari namun siang dan sore sudah kering kembali -Foto: Istimewa-

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Di tengah bencana kabut asap dan kemarau yang sangat panjang, Kota Jambi Rabu 11 Oktober 2023 akhirnya diguyur hujan.

Menurut penelusuran Jambi Ekspres, hujan berlangsung sangat singkat hanya sekitar 2 menit, hanya terjadi di beberapa wilayah Kota Jambi saja dan tidak merata.

Ika, warga Kecamatan Alam Barajo di Kawasan Simpang Rimbo mengaku di rumahnya baru saja  diguyur hujan sekitar pukul 14.30 dan hanya berlangsung sangat cepat.
 
“Cepat nian paling cuma 2 menit, dan tidak terlalu lebat, tapi Alhamdulillah tanah jadi basah,” ujarnya.

Sementara itu, Eka, warga Kota Jambi yang sedang berada di Sungai Kambang Kecamatan Telanaipura mengaku tidak ada hujan. “Hanya mendung dan tidak ada hujan, masih kering di sini,” ujarnya.

Hal yang sama juga diakui Lina yang sedang berada di komplek perkantoran kantor Gubernur Jambi. “Hanya mendung, semoga saja hujan,” harapannya lagi.

Terpisah, Resi, warga Sungai Sawang Kecamatan Kota Baru juga mengaku tidak ada hujan di wilayahnya. “Dibilang panas ndak, mendung juga nggak, teduh aja sih,” ujar Resi.

Sementara itu di Kawasan Kecamatan Pasar Jambi juga tidak terjadi hujan. “Hanya rintik-rintik saja saat bawa motor tadi, tapi ndak hujan,” ujar Andika yang berkantor di kawasan Jalan Gatot Subroto Jambi kepada Jambi Ekspres.

Sumur Warga Muaro Jambi Kering

Tak hanya kabut asap, curah hujan yang sangat sedikit dan tidak merata juga telah mengakibatkan kekeringan yang membuat warga sulit mendapatkan air bersih.

Saat ini, sumur-sumur milik warga di Muaro Jambi banyak yang kering. Bahkan di kawasan yang jaraknya tak sampai 100 meter dari Sungai Batanghari, juga telah kekeringan.

Mia, warga Sembubuk Muaro Jambi mengaku kini ia dan masyarakat sekitar sudah sulit mendapatklan air bersih untuk Masak Cuci dan Kakus (MCK).

"Kami kini sedang kesusahan air bersih, sumur sudah mengering, untuk MCK tak mungkin menggunakan air sungai Batanghari," ujar Mia.

Sejauh ini belum ada bantuan air bersih yang datang. Ia berharap semoga saja segera turun hujan agar air sumur segera terisi.

"Dan semoga saja pemerintah juga datang membawa bantuan air bersih, kami di sini benar-benar sudah sulit dapat air bersih untuk masak," harapan Mia lagi.

Hujan Buatan yang Tidak Maksimal

Sementara itu, Pemerintah Provinsi Jambi telah mencari berbagai upaya agar bisa mengurangi kabut asap yang terjadi di Jambi.

Salah satunya adalah menerapkan Teknologi Modifikasi Cuaca (TMC) atau yang lebih dikenal dengan sebutan hujan buatan.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jambi Sudirman mengatakan, sejak tanggal 3 hingga 7 Oktober 2023 lalu, BNPB di Provinsi Jambi telah melakukan penaburan cairan CACL atau Kalsium Klorida untuk bisa menghasilkan hujan buatan.

Kawasan yang menjadi kosentrasi yaitu Kabupaten Muaro Jambi, Tanjung Jabung Barat, Tanjung Jabung Timur, Sarolangun dan beberapa wilayah Jambi bagian barat lainnya.

Hanya saja, hasilnya diakui Sudirman belum maksimal dan tidak sesuai dengan harapan. Sudah 1.500 liter CACL yang digunakan namun hasilnya belum maksimal.

Sudirman mengaku, menggunakan garam mungkin akan jauh lebih efektif dibanding menggunakan CACL, itu sebabnya pihaknya akan melakukan  evaluasi untuk hasil yang lebih baik.

Kondisi Karhutla Jambi

Dampak paling parah lainnya atas kemarau tahun ini adalah terjadinya kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan bencana kabut asap.

Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Jambi Bachyuni Deliansyah mengatakan, hingga Selasa (10/10/2023), luas lahan yang terbakar di Provinsi Jambi telah mencapai 1.025 hektare.

Wilayah dengan kasus karhutla terbanyak terjadi di Kabupaten Batanghari kemudian disusul Kabupaten Sarolangun dan Tebo.

Hanya saja ia membantah jika sumber kabut asap di Jambi berasal dari karhutla di Provinsi Jambi, mengingat sampai sejauh ini semua kasus kebakaran katanya masih bisa dikendalikan.

“Melihat situasi itu kami simpulkan,  memang asap ini di luar dari wilayah Provinsi Jambi," tegasnya lagi. (dpc)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: