>

Gen Z Kalau Kerja: Dikit-dikit Healing Dikit-dikit Mental Break Down

Gen Z Kalau Kerja: Dikit-dikit Healing Dikit-dikit Mental Break Down

Gen Z- foto: eventos.urquiabas.com-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Gen Z adalah generasi yang lahir antara tahun 1997 sampai dengan 2012.

Ada satu isu Gen Z yang sering dibicarakan yaitu, Gen Z kalau kerja, dikit-dikit healing dan dikit-dikit mental break down.

Gen Z dianggap lebih banyak memutuskan untuk berhenti bekerja dan memilih jadi pengangguran dibanding harus mengalami tekanan di perusahaan atau di kantor tempatnya bekerja.

Ini yang disampaikan Jordi Onsu, CEO PT Onsu Pangan Prakasa dalam akun sosial medianya JRD-NSU yang saat ini viral di Tik Tok.

“Gue minta maaf sama Gen Z, tapi saya ngga tau siapa yang training kalian, dikit-dikit healing, dikit-dikit mental breakdown,” ujar Jordi.

Jordi mengungkapkan, sebenarnya saat ini perusahaan lebih butuh anak-anak yang mau kerja ketimbang mereka yang lebih banyak dikit-dikit healing dan dikit-dikit di work life balance.

Apa yang diungkapkan Jordi ini kemudian mendapatkan beragam tanggapan.

“Betul banget, trus kalo agak sibuk merasa jadi budak corporate,” lanjut Madam Lulu di kolom komentar.

Ada juga yang mengatakan, worklife balance itu juga penting, ibarat waktu kerja yang kerja, pribadi ya pribadi.

“Bukan Gen Z aja sih, tapi lebih ke belum siap kerja, belum ada mental pressure tetap bekerja. To kalo ngga kerja masih ada back up income dari orang tua,” pendapat Reza.

Kondisi Gen Z Indonesia

Indonesia saat ini sedang berada pada periode Bonus Demografi.

Dari hasil sensus 2020 menunjukkan komposisi penduduk Indonesia yang sebagian besar berasal dari Generasi Z atau Gen Z yaitu 27,94 persen dari total penduduk Indonesia.

Sementara itu Generasi Milenial yang digadang-gadang menjadi motor pergerakan masyarakat Indonesia,  jumlahnya lebih sedikit yaitu 25,87 persen.

Mengutip artikel yang ditulis Diyan Nur Rakhmah, Analis Kebijakan pada Pusat Penelitian Kebijakan yang dimuat pskp.kemdikbud.go.id, Gen Z disebut memiliki sifat dan karakteristik berbeda dengan generasi sebelumnya.

Gen Z  mendapat label sebagai generasi yang minim batasan (boundary-less generation).

Gen Z memiliki harapan, preferensi, dan perspektif kerja yang berbeda serta dinilai menantang bagi organisasi.

Karakter Gen Z lebih beragam, bersifat global, serta memberikan pengaruh pada budaya dan sikap masyarakat kebanyakan.

Satu hal yang menonjol, Gen Z mampu memanfaatkan perubahan teknologi dalam berbagai sendi kehidupan mereka. Teknologi mereka gunakan sama alaminya layaknya mereka bernafas.

Gen Z  dikenal sangat mudah menerima keragaman dan perbedaan pandangan akan suatu hal. Dampaknya Gen Z menjadi sulit mendefinisikan dirinya sendiri.

Identitas diri yang terbentuk sering kali berubah berdasarkan pada berbagai hal yang mempengaruhi mereka berpikir dan bersikap terhadap sesuatu

Penelitian American Psychological Association yang dikutip dalam Media Literasi bagi Digital Natives menyebutkan Gen Z akan menjadi generasi yang paling stres sepanjang sejarah.

Kondisi ini juga berkaitan dengan karakter Gen Z yang tidak memiliki batasan dengan individu lain, sehingga memungkinkan mereka mudah labil karena menerima terpaan informasi dan kondisi yang cepat berubah dan serba acak. (*)
 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: