Pantau Distribusi BBM Subsidi, BPH Migas Sidak di Batam
Pantau Distribusi BBM Subsidi, BPH Migas Sidak di Batam--
JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Kepala BPH Migas Erika Retnowati dan Anggota Komite BPH Migas Abdul Halim hari Jumat (25/8/2023), mengunjungi SPBU 14.294.716 Kecamatan Nongsa, Batam Kepulauan Riau.
Erika mengutarakan, pemantauan ini untuk melihat langsung pendistribusian BBM bersubsidi di Batam.
“Di Batam, selain menggunakan QR Code, Pemerintah daerah juga mengeluarkan Fuel Card. Jadi, ini double pengendaliannya,” tegasnya.
Erika menerangkan, secara umum sistem pengendalian di Batam sudah berjalan dengan baik. Ia berharap Jenis BBM Tertentu (JBT) yaitu solar dapat didistribusikan dengan tepat sasaran.
Di lokasi yang sama, Abdul Halim menyampaikan bahwa pemantauan hari ini adalah untuk melihat dan memastikan pendistribusian BBM kepada masyarakat aman, lancar dan tepat sasaran.
“Kita mengawasi pendistribusian bbm subsidi, agar semuanya dapat merasakan manfaatnya. Pemanfaatan BBM, terutama bbm subsidi ini supaya tepat volume dab tepat sasaran,” ujarnya.
Direktur Utama Pertamina Patra Niaga Riva Siahaan yang hadir dalam kunjungan ini menyampaikan, QR Code merupakan salah satu upaya pihaknya untuk menjaga dan mengontrol subsidi tepat sasaran.
“Harapan kami, QR Code merupakan salah satu upaya dan menjadi jalan terbaik untuk bisa membantu Pemerintah di dalam memberikan subsidi yang tepat kepada masyarakat,” tuturnya.
Sementara itu, program Bahan Bakar Minyak (BBM) Satu Harga merupakan upaya Pemerintah mewujudkan dan melaksanakan sila kelima Pancasila, yaitu Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia.
Program ini bertujuan membantu masyarakat agar dapat menikmati BBM secara adil dan merata.
Ditemui saat meresmikan BBM Satu Harga di Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) 16.297033 Kecamatan Bunguran Utara, Natuna, Kepulauan Riau, Kamis (24/8/2023), Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati menyampaikan, program BBM Satu Harga dikhususkan dalam hal ketersediaan, kemudahan akses, dan keterjangkauan harga BBM, terutama di daerah tertinggal, terdepan dan terluar (3T) Indonesia.
Program ini diharapkan memberikan manfaat dan dampak positif yang sangat signifikan, seperti mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor ekonomi domestik masyarakat.
“Penghematan pengeluaran BBM yang diharapkan diikuti dengan penurunan harga sembako, meningkatkan kualitas pendidikan dan kesehatan. Serta, diharapkan akan membawa dampak positif bagi perekonomian serta meningkatkan kualitas hidup dan kesejahteraan masyarakat,” tegasnya.
“Saya juga mengharapkan kita akan dapat terus berkontribusi dalam membangun bangsa dan negara yang kita cintai ini, terus melaju untuk Indonesia Maju,” pungkas Erika.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: