Lolos Uji Statis, Pertamina Lanjut Kembangkan Sustainable Aviation Fuel
Direktur Bioenergi Kementerian ESDM, Edi Wibowo, Direktur Kelaikudaraan dan Pengoperasian Pesawat Udara (DKPPU), M. Mauludin, Vice President Process & Facility PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), Arief Budiyanto melakukan pengecekan ke lokasi uji tes--
TANGERANG, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Pertamina sebagai perusahaan energi nasional terus mengembangkan inovasi bahan bakar ramah lingkungan, salah satunya melalui pengembangan Sustainable Aviation Fuel (SAF) untuk pesawat komersil. Pertamina telah sukses melakukan uji statis SAF pada mesin jet CFM56-7B yang biasa digunakan pada pesawat komersil di fasilitas Test Cell milik GMF Aeroasia.
Uji coba ini adalah rangkaian pertama untuk memastikan produk SAF layak digunakan untuk pesawat komersil. Saat ini Pertamina tengah mendorong produk SAF untuk bisa digunakan pada pesawat komersil setelah sebelumnya di tahun 2021 produk SAF telah berhasil menerbangkan pesawat militer berjenis CN 250.
Setelah kesuksesan hasil pengujian statis kali ini, selanjutnya produk SAF akan memasuki tahap pengujian selanjutnya yaitu Uji Ground Round dan Flight Test.
Pertamina melalui Research & Technology Innovation (RTI), Kilang Pertamina Internasional (KPI), dan Pertamina Patra Niaga (PPN) bersama dengan Direktorat Jenderal EBTKE Kementerian ESDM, Kementerian Perhubungan, ITB, APROBI, BPDPKS, LEMIGAS, BRIN, Garuda Indonesia dan Garuda Facility Maintenance secara intensif mengawal rangkaian uji produk SAF ini.
VP Corporate Communication Pertamina Fadjar Djoko Santoso menyampaikan bahwa Pertamina memproduksi SAF melalui metode co-processing yang memproduksi green-fuel melalui proses pengolahan bahan baku minyak nabati dengan minyak bumi secara bersamaan menjadi green hydrocarbon, dalam hal ini menjadi bioavtur. Produksi SAF saat ini dilakukan di RU IV Cilacap.
“Sebagai perusahaan energi Pertamina berusaha untuk terus menjawab tantangan global untuk memproduksi green fuel yaitu dengan memproduksi SAF untuk industri aviasi di Indonesia” ujar Fadjar.
Lebih lanjut Fadjar menjelaskan bahwa SAF dikembangkan sebagai salah satu upaya Pertamina menjalankan program transisi energi sekaligus untuk mencapai target NZE 2060 dimana seluruh lini bisnis Pertamina Group bersama-sama mengembangkan inovasi green fuel.
“Produk SAF ini dikembangkan bersama lintas fungsi dan Subholding Pertamina, serta diproduksi oleh Kilang Pertamina. Kami yakin melalui sinergi yang sudah terjalin ini akan terus melangkah ke depan dalam mengembangkan SAF sebagai tonggak utama dan pengembangan Biofuel atau Green Energy di Indonesia,” ujar Fadjar.
Pertamina sebagai pemimpin di bidang transisi energi, berkomitmen dalam mendukung target Net Zero Emission 2060 dengan terus mendorong program-program yang berdampak langsung pada capaian Sustainable Development Goals (SDG’s). Seluruh upaya tersebut sejalan dengan penerapan Environmental, Social & Governance (ESG) di seluruh lini bisnis dan operasi Pertamina. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: