Jembatan 'Korban' Racun Datuk Maringgih Ini Dibangun di Sumbar Saat 1 Dolar Amerika Masih Rp 2.201

Jembatan 'Korban' Racun Datuk Maringgih Ini Dibangun di Sumbar Saat 1 Dolar Amerika Masih Rp 2.201

Jembatan ini diabadikan dari sebuah nama seorang perempuan yang meninggal karena diracun oleh Datuk Maringgih, namanya Jembatan Siti Nurbaya-Foto: Tangkap Layar Youtube Gumilang Jalan Jalan-

SUMBAR, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Jembatan 'korban' racun Datuk Maringgih ini dibangun di Sumatera Barat (SUMBAR) saat 1 Dolar Amerika masih setara dengan Rp2.201.

Mungkin sudah ada yang mengetahui siapa Datuk Maringgih? Ya dia adalah pria yang sempat menjadi suami sekaligus pembunuh seorang perempuan cantik bernama Siti Nurbaya.

Siti Nurbaya menghembuskan nafas terakhirnya setelah makan potongan lemang yang telah dibubuhkan racun mematikan oleh Datuk Maringgih.

Nama Siti Nurbaya kemudian diabadikan pada sebuah jembatan yang dibangun di Kota Padang Sumatera Barat yaitu Jembatan Siti Nurbaya.

Mungkin ada yang penasaran, bagaimana kisah kehidupan Siti Nurbaya dan hubungannya dengan Datuk Maringgih. Namun sebelum itu, Jambi Ekspres akan membawa dulu kita semua mengetahui sekilas tentang sejarah Jembatan Siti Nurbaya.
 
Jembatan Siti Nurbaya

Jembatan ini membentang di atas Sungai Batang Arau Kota Padang sepanjang 156 meter, dekat sekali dari pantai, menghubungkan Kota Tua Padang dengan Gunung Padang.

Jembatan Siti Nurbaya mulai dibangun 28 tahun silam, tepatnya tahun 1995 pada zaman kepemimpinan Presiden Soeharto.

Cukup banyak pihak yang terlibat dalam membangun jembatan ini, selain pemerintah daerah dan pemerintah pusat, pendanaan untuk konstruksi jembatan ini juga ikut disokong oleh dana asing.

Jembatan ini didukung Asian Development Bank (ADB) yaitu sebuah bank multilateral, bank pembangunan Asia. Kemudian juga terlibat Overseas Economic Cooperation Fund (OECF) yaitu  pinjaman lunak dari pihak pemerintah Jepang.

Biaya pembangunan Jembatan Siti Nurbaya saat itu adalah Rp19,8 Miliar. Tahun 1995 nilai 1 Dolar Amerika hanyalah sekitar Rp 2.201, sementara tahun 2002 saat jembatan selesai, nilai Dolar Amerika setara Rp8.940.00.

Bisa dibayangkan, berapa nilainya sekarang saat dolar telah menembus Rp15.003 (per tanggal 15 Juli 2023 malam).
Kini, jembatan ini telah menjadi ikon pariwisata Kota Padang, rasanya tak lengkap ke Sumbar jika tak melewati jembatan ini.

Dari atas jembatan, tak hanya bisa melihat pantai lepas dari kejauhan namun kita juga bisa menikmati pemandangan bukit serta gemerlap lampu-lampu dari pemukiman sekitarnya serta melihat kapal-kapal ukuran kecil yang berlabuh di bawah jembatan, sangat eksotis.

Kisah Siti Nurbaya

Siti Nurbaya sebenarnya adalah tokoh dalam sebuah novel, cerita rakyat Minang karya Marah Rusli.

Siti Nurbaya dalam novel tersebut merupakan seorang gadis desa yang manis yang telah menjalin hubungan asmara dengan seorang pria bernama Samsul Bahri.

Namun sayang, hubungan ini harus berakhir karena orangtua Siti Nurbaya terikat hutang dengan seorang pria bernama Datuk Maringgih.

Siti Nurbaya harus mengakhiri hubungannya dengan Samsul Bahri, lalu melunasi hutang orangtuanya dengan menikah dengan si pemilik uang, Datuk Maringgih yang usianya terpaut jauh.

Saat menikah, Samsul Bahri sedang menempuh pendidikan dokter di Batavia. Siti Nurbaya yang tak Bahagia dengan pernikahannya, kemudian ingin kabur hendak menyusul Samsul Bahri ke Batavia, namun sayang niatnya ini urung karena ayahnya meninggal dunia.

Keinginan Siti Nurbaya hendak bertemu Samsul Bahri belakangan ketahuan oleh Datuk Maringgih, hal ini membuat pria tua itu menjadi sangat benci dengan istri mudanya Siti Nurbaya.

Guna melampiaskan kemarahan, Datuk Maringgih kemudian menginstruksikan anak buahnya mengantar lemang yang telah diracuni untuk dikonsumsi Siti Nurbaya. Benar saja, setelah dimakan, Siti Nurbaya kemudian tumbang lalu akhirnya meninggal dunia.

Kematian Siti Nurbaya membuat Samsul Bahri dendam kepada Datuk Maringgih. Tak hanya memutuskan hubungan cintanya, Datuk Maringgih juga telah mengakhiri nyawa pujaan hatinya.

Waktu berlalu, dendam belum juga usai, 10 tahun kemudian Samsul Bahri akhirnya menemukan jalan untuk balas dendam yaitu dengan menyamar jadi tentara Belanda.

Datuk Maringgih yang ketika itu sedang memimpin perlawanan terhadap Belanda, memprotes kenaikan pajak, kemudian bertemu dengan Samsul Bahri, saat itulah kemudian Samsul Bahri duel dengan Datuk Maringgih dalam jarak dekat.

Datuk Maringgih akhirnya meninggal dunia sedangkan Samsul Bahri menang, namun terluka cukup parah.

Penghujung cerita, Syamsul Bahri akhirnya ikut meninggal dunia setelah sebelumnya masih sempat bertemu ayahnya untuk minta maaf.  

Kisah cinta Siti Nurbaya, Samsul Bahri dan juga Datuk Maringgih kemudian menjadi cerita rakyat yang melegenda dan telah menyisakan kesedihan yang abadi dan menjadi cerita yang popular, tak hanya di ranah minang namun juga di seluruh Indonesia.

Kini nama Siti Nurbaya telah diabadikan dalam banyak hal, termasuk pada jembatan yang kini kokoh berdiri di Kota Padang yaitu Jembatan Siti Nurbaya. (dpc)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: