>

Panji Gumilang Punya 6 Versi Nama dan 256 Rekening Bank 'Agak' Mencurigakan

Panji Gumilang Punya 6 Versi Nama dan 256 Rekening Bank 'Agak' Mencurigakan

Panji Gumilang saat diwawancara Andy F Noya dalam program Kick Andy Double Check Metro TV-Foto: Tangkap Layar Youtube Metro TV-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID – Luar biasa Panji Gumilang, Bos Pondok Pesantren Al-Zaytun ini tak hanya punya banyak ajaran yang bikin geleng kepala, ternyata ia juga punya 6 versi nama berbeda dan 256 rekening bank yang transaksinya agak mencurigakan.
 
Menko Polhukam Mahfud MD kepada media di Hotel Borobudur Jakarta Raby (5/7) mengatakan, enam nama identitas Panji Gumilang diantaranya Abu Toto, Panji Gumilang, Abdussalam dan lainnya, “Pokoknya ada enam lah,” ujar Mahfud.

Sementara itu, 256 rekening milik Panji Gumilang atas nama identitas Abu Toto Panji Gumilang dan Abdussalam Panji Gumilang. Sementara itu rekening atas nama Lembaga Al Zaytun ada 33 rekening.

"256 rekening atas nama dia, 33 rekening atas nama institusi, jadi total 289," lanjut Mahfud lagi.

Apakah ratusan rekening-rekening ini ada tindakan pencucian uang atau tidak, saat ini Pusat Pelaporan dan Analisis Transaksi Keuangan (PPATK) kata Mahfud sedang menganalisa ratusan rekening tersebut.

Hanya saja transaksi-transaksi yang ada di ratusan rekening itu kata Mahfud memang masuk dalam kategori agak mencurigakan itu sebabnya diambil alih oleh PPATK untuk dianalisis.

Sosok Panji Gumilang memang viral dalam beberapa waktu terakhir. Setelah Idul Fitri lalu, Namanya heboh setelah muncul foto solat Iudl Fitri duduki di kursi dan ada perempuan di berdiri di shaf depan.

BACA JUGA:Terkuak Alasan Istri Panji Gumilang Sholat di Shaf Depan Sejajar dengan Laki-laki Al Zaytun

Terkait perempuan yang ada di depan, Kepada Andy F Noya, Panji mengatakan itu adalah istrinya. Dalam program Double Check, terkuak pula alasan istrinya itu sholat sejajar dengan laki-laki di masjid Al Zaytun.

Mengapa istrinya ada di depan? Kata Panji karena saat itu istrinya sedang menemani perempuan yang senior yang hadir di masjid mereka.

Atas dasar apa pula seorang perempuan boleh melakukan itu? Panji Gumilang menjelaskan bahwa hal tersebut didasarkan pada fiqih sosial yang bertujuan untuk meningkatkan martabat wanita.

"Ketika membahas hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan sholat dan kehadiran wanita, saya mengedepankan fiqih sosial dalam meningkatkan martabat wanita yang selama ini terpinggirkan,” ujar Panji.

Ia melihat saat ini peran perempuan mulai ada dalam politik namun itu baru 30 persen.

“Sementara itu, pemahaman saya berdasarkan Alquran tetap sama. Sesungguhnya muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, orang-orang yang tunduk dan laki-laki yang benar dan perempuan yang benar...' Mereka tidak pernah diabaikan, mereka sejajar.

Jadi, jika hanya itu dianggap sesat, bagaimana dengan dunia lainnya? Ini adalah hak asasi manusia untuk menjalankan ibadah sesuai dengan keyakinannya, dan landasan kami adalah Alquran," lanjutnya lagi.

Dalam wawancara ini Panji Gumilang juga membela diri soal stigma masyarakat bahwa Ma'had Al Zaytun mengajarkan aliran sesat.

Menurut Panji Gumilang, tuduhan-tuduhan tersebut berasal dari mereka yang menganggap diri mereka memiliki kewenangan untuk menilai.

Panji Gumilang menjelaskan bahwa ajaran di Ma'had Al Zaytun sebenarnya mengikuti kurikulum Departemen Agama dan Departemen Pendidikan yang telah mendapatkan akreditasi A unggul di semua jenjang pendidikan.

"Jika kita melihat ajaran di Al Zaytun, ada kurikulum yang jelas dari Departemen Agama dan Departemen Pendidikan, dan kami menggabungkannya. Dan akreditasinya adalah A unggul di tingkat dasar, menengah, dan atas. Jika itu ajaran sesat, sudah lama hal tersebut diketahui," ujarnya lagi,.

Andy F Noya kemudian menanyakan tentang cara Panji Gumilang menafsirkan ayat-ayat yang berbeda dengan kebanyakan ulama ahli tafsir.

"Jangan mencari keseragaman, karena jika semuanya seragam, dunia ini akan selesai. Dunia pemikiran terus berkembang. Berkembang, berkembang, begitu juga dengan pemahaman kita terhadap Alquran, bukan menafsirkannya, tetapi memahaminya. Pandangan ini berbeda dengan pandangan kita, dan itu tidak masalah. Itulah kebebasan beragama.. Tidak boleh ada yang memberikan stigma," ujarnya.

Panji Gumilang mengatakan bahwa ia mengajarkan kepada santri-santrinya untuk mencintai negara mereka agar mereka dapat memahami ajaran agama dengan baik. (dpc/ary)



Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: