>

Terkuak Alasan Istri Panji Gumilang Sholat di Shaf Depan Sejajar dengan Laki-laki Al Zaytun

Terkuak Alasan Istri Panji Gumilang Sholat di Shaf Depan Sejajar dengan Laki-laki Al Zaytun

Istri Panji Gumilang saat sholat sejajar dengan laki-laki di shaf paling depan-Foto: Istimewa-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Panji Gumilang, pimpinan Ma'had Al Zaytun (MAZ) tidak membantah kebenaran foto yang beredar terkait seorang perempuan yang sedang sholat berdiri di shaf depan.


Kepada Andy F Noya, Panji mengatakan itu adalah istrinya. Dalam program Double Check, terkuak pula alasan istrinya itu sholat sejajar dengan laki-laki di masjid Al Zaytun.

Mengapa istrinya ada di depan? Kata Panji karena saat itu istrinya sedang menemani perempuan yang senior yang hadir di masjid mereka.

Atas dasar apa pula seorang perempuan boleh melakukan itu? Panji Gumilang menjelaskan bahwa hal tersebut didasarkan pada fiqih sosial yang bertujuan untuk meningkatkan martabat wanita.

"Ketika membahas hal-hal yang terkait dengan pelaksanaan sholat dan kehadiran wanita, saya mengedepankan fiqih sosial dalam meningkatkan martabat wanita yang selama ini terpinggirkan,” ujar Panji.

Ia melihat saat ini peran perempuan mulai ada dalam politik namun itu baru 30 persen.

“Sementara itu, pemahaman saya berdasarkan Alquran tetap sama. Sesungguhnya muslimin dan muslimat, mukminin dan mukminat, orang-orang yang tunduk dan laki-laki yang benar dan perempuan yang benar...' Mereka tidak pernah diabaikan, mereka sejajar.

Jadi, jika hanya itu dianggap sesat, bagaimana dengan dunia lainnya? Ini adalah hak asasi manusia untuk menjalankan ibadah sesuai dengan
keyakinannya, dan landasan kami adalah Alquran," lanjutnya lagi.


Dalam wawancara ini Panji Gumilang juga membela diri soal stigma masyarakat bahwa Ma'had Al Zaytun mengajarkan aliran sesat.

Menurut Panji Gumilang, tuduhan-tuduhan tersebut berasal dari mereka yang menganggap diri mereka memiliki kewenangan untuk menilai.

Panji Gumilang menjelaskan bahwa ajaran di Ma'had Al Zaytun sebenarnya mengikuti kurikulum Departemen Agama dan Departemen Pendidikan yang telah mendapatkan akreditasi A unggul di semua jenjang pendidikan.

"Jika kita melihat ajaran di Al Zaytun, ada kurikulum yang jelas dari Departemen Agama dan Departemen Pendidikan, dan kami menggabungkannya. Dan akreditasinya adalah A unggul di tingkat dasar, menengah, dan atas. Jika itu ajaran sesat, sudah lama hal tersebut diketahui," ujarnya lagi,.

Andy F Noya kemudian menanyakan tentang cara Panji Gumilang menafsirkan ayat-ayat yang berbeda dengan kebanyakan ulama ahli tafsir.

"Jangan mencari keseragaman, karena jika semuanya seragam, dunia ini akan selesai. Dunia pemikiran terus berkembang. Berkembang, berkembang, begitu juga dengan pemahaman kita terhadap Alquran, bukan menafsirkannya, tetapi memahaminya. Pandangan ini berbeda dengan pandangan kita, dan itu tidak masalah. Itulah kebebasan beragama.. Tidak boleh ada yang memberikan stigma," ujarnya.

Panji Gumilang mengatakan bahwa ia mengajarkan kepada santri-santrinya untuk mencintai negara mereka agar mereka dapat memahami ajaran agama dengan baik.

"Sementara kurikulum berjalan, kami memberikan semangat kepada para pelajar dengan memberikan bimbingan agar mereka memiliki kebebasan dalam roh, berpikir secara mandiri, dan memiliki pengetahuan yang bebas, sehingga harapan mereka untuk mencapai dunia yang baru dan bahagia dapat terwujud. Agama adalah hal pribadi yang tidak boleh dicampuradukkan dengan yang lain. Saya tidak pernah mencela mereka yang memiliki keyakinan mereka sendiri," tutupnya.

Seperti kita ketahui, Panji Gumilang akhir-akhir ini menjadi bulan-bulanan karena terkait dengan banyak kebijakan, sikap dan ajarannya yang mengaku Islam tapi kontroversial.

Panji kemudian secara terbuka menjawab keresahan masyarakat yang diwakili Andy F Noya dalam program Double Check.

Sepanjang wawancara terlihat Panji terus berusaha mengungkapkan pembenaran atas apa yang telah ia lakukan selama ini, dengan tetap membawa-bawa nama Alquran.

Banyak pihak yang memperkirakan, wawancara Panji dengan Andy F Noya tidak dilakukan di Jakarta tapi di Al Zaytun, Desa Mekarjaya, Kecamatan Gantar, Kabupaten Indramayu (ary)


Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: