Air Mata Manusia Rantai Menggali Terowongan Tambang Batu Bara Ombilin
Manusia Rantai Ombilin saat kerja paksa menggali terowongan Tambang Batu Bara Ombilin-Foto Ulang Dokumen Museum Ombilin / Dona JE-
Sebelumnya, beberapa peneliti Belanda memprediksi jumlah cadangan batu bara Ombilin ini mencapai 2 Juta ton dan diprediksi bisa diproduksi 100.000 ton setiap tahun.
Hanya saja, kejayaan Belanda mencuri hasil perut bumi kita melalui terowongan batu bara Ombilin, harus berhenti tahun 1923, ketika itu, lobang-lobang tambang tiba-tiba dialiri banyak air rembesan dari luapan Sungai Batang Lunto.
Resiko pun semakin besar, karena di terowongan-terowongan itu, gas metan yang mematikan juga semakin banyak. Tak hanya menyebabkan korban Manusia Rantai meninggal tapi juga pegawai Belanda yang ikut bekerja mengawasi aktivitas tambang ikut tumbang.
Tahun 1942, tambang Ombilin sempat berpindah ke tangan Jepang kemudian setelah Indonesia Merdeka tahun 1945 diambil alih oleh PT Bukit Asam. Oleh Bukit Asam metode proses tambang dilakukan pembaharuan namun pada tahun 2016 aktivitas tambang akhirnya ditutup total.
Kini, jejak-jejak Manusia Tambang dan jejak kejayaan Tambang Ombilin di masa penjajahan Belanda, masih terserak di museum-museum yang dirawat sangat baik oleh pemerintah setempat.
Kenangan kepedihan pribumi untuk menggali emas hitam itu bisa kembali dikenang saat berkunjung ke Sawahlunto. (dpc)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: