‘Marah’ Jokowi Beri Hasil, Perdana RI Punya Pabrik Nikel Sulfat Harta Karun Incaran Dunia

‘Marah’ Jokowi Beri Hasil, Perdana RI Punya Pabrik Nikel Sulfat Harta Karun Incaran Dunia

Harita Nickel group PT Halmahera Persada Lygend mulai beroperasi memproduksi Nikel Sulfat untuk bahan utama penyusun prekursor katoda pada baterai kendaraan listrik-Foto: Dok HPAL-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - ‘Marah’ Jokowi terus memberi hasil. Setelah menyetop kran ekspor nikel Januari 2022, kini RI makin berlari telah memiliki pabrik produk turunan dari nikel yaitu Pabrik Nikel Sulfat yang merupakan harta karun incaran dunia.

 

Ini merupakan pabrik Nikel Sulfat (NiSO4.6H2O) pertama yang dimiliki Indonesia. Peresmian pabrik dilakukan pada Rabu 31 Mei 2023.

 

Pabrik ini berada di kawasan operasional Harita Nickel di Pulau Obi Kabupaten Halmahera Selatan di Provinsi Maluku Utara, sebuah daerah yang kaya akan harta karun nikel.



Adalah hasil kolaborasi investor lokal dan investor asing, Harita Nickel group PT Halmahera Persada Lygend (PT HPAL) dengan Lygend Resources Technology Co., Ltd perusahaan perdagangan Nikel China.

 

Apa itu Nikel Sulfat? yaitu bahan utama penyusun prekursor katoda pada baterai kendaraan listrik.

 

Peresmian pabrik Nikel Sulfat ini ditandai dengan penandatanganan prasasti oleh Kemenko Bidang Kemaritiman dan Investasi yang diwakili Deputi Bidang Koordinasi Investasi dan Pertambangan, Septian Hario Seto.

 

Septian Hario dalam kesempatan ini sempat surprise, katanya, saat pabrik-pabrik lain di dunia butuh waktu bertahun-tahun untuk bisa melakukan ramp up capacity, namun di Pulau Obi ini, HPAL hanya butuh waktu beberapa bulan saja.

 

“Dengan teknologi baru ini hanya dalam waktu beberapa bulan bisa meningkatkan kapasitas. Kami juga baru melakukan audit seluruh kawasan industri pertambangan dan di Obi ini merupakan salah satu yang terbaik dalam hal pengelolaannya,” tegas Septian.

 

Sebelum membuka pabrik harta karun Nikel Sulfat ini, Harita Nickel telah lebih dulu membuka pabrik penghasil Mixed Hydroxide Precipitate (MHP) sebagai bahan baku baterai kendaraan listrik dan menjadi industri pionir di Indonesia pada 23 Juni 2021 lalu.

 

Direktur PT. Halmahera Persada Lygend, Tonny H. Gultom mengatakan Harita Nickel melalui PT HPL berkolaborasi dengan Lygend Resources Technology Co., Ltd, pada Juni 2021 lalu telah menghasilkan Mixed Hydroxide Precipitate (MHP), yaitu bahan baku baterai kendaraan listrik.

 

“Dan hari ini kami kembali menancapkan tonggak sejarah baru,” lanjutnya.

 

Pabrik nikel sulfat ini, diklaim Tonny akan jadi pabrik pertama Indonesia dan jadi yang terbesar di dunia dari sisi kapasitas produksi.

 

Kapasitasnya ditargetkan bisa mencapai 240.000 metrik ton/tahun dengan kandungan nikel metal 54.000 ton/tahun dan pada pertengahan Q2 tahun 2023 ditargetkan bisa tercapai sesuai rencana.

 

Mereka juga menjadwalkan ekspor perdana harta karun RI nikel sulfat bisa dilakukan bulan depan, Juni 2023.

 

Harita Nickel memang konsisten membangun industri pertambangan terintegrasi dari hulu hingga ke hilir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: