20 Pemuda Jambi yang Dijadikan Operator Judi Online di Malaysia Rerata Berusia Masih Muda

20 Pemuda Jambi yang Dijadikan Operator Judi Online di Malaysia Rerata Berusia Masih Muda

Suasana Kuala Lumpur Malaysia-Foto: Dona/Jambi Ekspres-

JAMBI, JAMBIEKSPPRES.CO.ID - Rata-rata 20 pemuda Jambi yang kini sedang ditahan pihak keamanan Malaysia berusia masih sangat muda.

 

Semuanya berjenis kelamin laki-laki dan berusia antara 20 hingga 25 tahun saat keberangkatan Desember 2022 dan Januari 2023.

 

20 Pemuda Jambi ini diamankan saat tengah bekerja di sebuah perusahaan judi online di Malaysia.

 

Saat terjadi penggerebekan, semuanya bekerja belum genap tiga bulan. Berangkat ke Malaysia Januari, ditahan Maret 2023.

 

Seperti diberitakan Jambi Ekspres sebelumnya, sebanyak 20 pemuda Jambi ditahan di Malaysia. Penahanan mereka menyusul terbongkarnya markas judi online di negeri jiran itu.

 

Saat berangkat ke Malaysia 20 Pemuda Jambi ini menurut keterangan para orangtua, dijanjikan bekerja sebagai marketing.

 

Mereka berangkat dalam dua gelombang, ada yang berangkat pada Desember 2022 dan sebagian berangkat Januari 2023.

 

Semua biaya juga ditanggung oleh pihak agency yang membawa mereka. Mulai dari biaya pembuatan passport hingga ongkos, makan dan penginapan.

 

“Mereka berangkat melalui Jakarta, kemudian langsung ke Malaysia, katanya bekerja di Penang,” ujar salah satu orangtua yang enggan disebutkan namanya saat ditemui Jambi Ekspres di Rumah Dinas Gubernur Jambi pada Selasa (23/5).

 

“Bahkan ada juga diantara anak-anak kami ini, yang tidak izin ke kami, memberi tahu saat sudah sampai di Malaysia, katanya kerja,” lanjut orangtua yang lainnya.

 

Awal bekerja di Malaysia, 20 pemuda Jambi ini masih rajin menelpon keluarganya di Jambi dan juga masih sering video call. Bahkan juga ada yang sudah mengirimkan uang ke para orangtua karena sudah gajian.

 

Saat ditanya di sana bagaimana kerjanya, jawab mereka bekerja sebagai operator komputer, bukan marketing.

 

20 Pemuda Jambi ini bekerja sekaligus tinggal di bangunan yang sama selama di Malaysia. “Mereka hanya diizinkan keluar dari gedung 2 hingga 3 kali dalam sebulan oleh bosnya,” lanjut orangtua lainnya.

 

Hingga akhirnya, pada Maret 2023, sebelum Ramadhan, terjadi penggerebekan, lalu semuanya ditahan oleh kepolisian Malaysia. “Sejak saat itu kami sempat kehilangan kontak,” lanjutnya lagi.

 

Kabar terakhir yang diterima para orangtua ini, 17 anak mereka di tahan di Melaka dan 3 ditahan di Kuala Lumpur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: