>

Hilirisasi Diperlukan Sebagai Penopang Akselerasi Ekonomi Jambi

Hilirisasi Diperlukan Sebagai Penopang Akselerasi Ekonomi Jambi

Foto bersama seluruh undangan yang mengikuti kegiatan Forum Ekonomi dan Bisnis Jambi Triwulan I – 2023--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Bank Indonesia bersama Ikatan Sarjana Ekonomi Indonesia Provinsi Jambi (ISEI) melangsungkan kegiatan Forum Ekonomi dan Bisnis Jambi Triwulan I - 2023 yang dilaksanakan di Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Selasa (28/3/2023). Pada kegiatan tersebut dibahas tentang kondisi ekonomi Jambi terkini serta outlook perekonomian Jambi tahun 2023 yang diprakirakan tetap tumbuh positif namun termoderasi. 

Sebagai upaya mendorong akselerasi pertumbuhan ekonomi Jambi, pada pertemuan ini juga ditekankan perlunya hilirisasi produk-produk unggulan daerah, dengan tujuan agar produksi dan proses pengolahannya langsung dilakukan di Jambi, sehingga mampu mencukupi kebutuhan domestik Jambi terlebih dahulu serta memberikan nilai tambah. Adapun salah satu hal yang dapat menjadi masukan untuk Provinsi Jambi dari kegiatan ini, yaitu perusahaan yang memiliki usaha di Jambi agar dapat memiliki kantor pusat di wilayah Jambi, dengan tujuan agar perputaran uang lebih banyak terjadi di wilayah Jambi dan meminimalisir aliran uang keluar dari Jambi.


Foto bersama pemateri dengan pejabat di Provinsi Jambi dan anggota DPR RI Dapil Jamb--

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Hermanto yang menjadi narasumber dalam kegiatan ini menyampaikan bahwa pemulihan ekonomi diprakirakan terus berlanjut pada tahun 2023, meskipun tumbuh termoderasi pada Triwulan I tahun 2023. Secara keseluruhan tahun 2023, pekonomian Provinsi Jambi diprakirakan tumbuh pada rentang 3,70%-4,50%, ditopang oleh perbaikan permintaan domestik dan terjaganya permintaan eksternal. Selain itu, turut didukung oleh terjaganya Stabilitas Sistem Keuangan seiring dampak Credit Suisse, Silicon Valey Bank, dan Silvergate Bank yang diperkirakan rendah. “Sektor pertanian dan perkebunan sebagai salah satu sektor utama penunjang perekonomian di Provinsi Jambi diperkirakan tumbuh termoderasi, yang disebabkan oleh tertahannya produksi minyak kelapa sawit akibat curah hujan yang diperkirakan rendah sejalan dengan Kondisi ENSO Netral menuju Elnino lemah yang menurut beberapa pusat iklim dunia terjadi pada semester II 2023. Selanjutnya, melalui optimalisasi komponen ekonomi lainnya, seperti mendorong pertumbuhan investasi di Jambi, diharapkan turut mendorong pertumbuhan ekonomi Jambi,” ujarnya.


Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Hermanto saat menjadi narasumber--

Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Jambi pada triwulan IV 2022 tumbuh 5,22% (yoy), terakselerasi dibandingkan triwulan sebelumnya yang tumbuh 5,20% (yoy). Berdasarkan strukturnya, perekonomian Provinsi Jambi masih ditopang oleh Lapangan Usaha Pertanian, Pertambangan dan Penggalian, serta Perdagangan Besar, Eceran dan Reparasi Mobil dan Sepeda Motor.

Dari sisi pengeluaran, kinerja konsumsi rumah tangga, yang memiliki andil cukup signifikan pada perekonomian Jambi, tercatat tetap tumbuh positif sebesar 2,99% (yoy). Terjaganya kinerja konsumsi didorong oleh meningkatnya mobilitas dan aktivitas ekonomi masyarakat seiring implementasi kebijakan pelonggaran PPKM.

Selanjutnya, Stabilitas Sistem Keuangan Provinsi Jambi tetap terjaga, tercermin dari tingkat ROA Bank dan rasio LDR yang tercatat tetap terjaga pada triwulan berjalan. Sejalan dengan hal tersebut, fungsi intermediasi perbankan juga turut terjaga, antara lain tercermin pada pertumbuhan kredit korporasi dan kredit rumah tangga yang tercatat tumbuh terakselerasi.

Dari sisi inflasi, lanjut Hermanto, gabungan Kota Jambi dan Kabupaten Bungo pada triwulan I - 2023 diprakirakan melandai dibandingkan triwulan sebelumnya. Berdasarkan perkembangan tersebut, inflasi keseluruhan tahun 2023 diprakirakan tetap terkendali dan akan kembali ke dalam kisaran target 3%±1%, di mana inflasi tahun 2023 diprakirakan berada pada rentang kisaran 2.51% (yoy) hingga 3.51% (yoy). 

Sementara itu, Ketua ISEI Provinsi Jambi Syaparuddin yang juga menjadi pembicara dalam kegiatan ini menambahkan, tekanan inflasi di Provinsi Jambi tahun 2022 banyak disumbangkan oleh kelompok makanan yang merupakan barang kebutuhan pokok hasil peternakan atau yang biasa disebut volatile food atau komponen bergejolak. Namun sebenarnya, harga kelompok makanan yang menjadi pemicu terjadinya inflasi di Jambi tidak lebih ringgi dibandingkan dengan hara di wilayah lain. “Yang menjadi masalah yaitu perubahan harga yang drastis di Jambi itu sendiri, sehingga menimbulkan inflasi. Untuk itu, kita harus tahu akar masalah yang menyebabkan terjadinya inflasi ini, apabila sudah tahu maka kita bisa untuk mengatasinya,” ujarnya.

Kondisi yang dapat membuat harga bergejolak secara tiba-tiba yaitu salah satunya masih bergantungnya Jambi dengan daerah lain untuk memenuhi ketersedian kelompok makanan yang menjadi pemicu inflasi tersebut. 

Dalam kegiatan ini dihadiri oleh M.R Ihsan Yunus (Anggota DPR RI Provinsi Jambi), Yudha Kurata (Kepala Perwakilan OJK Provinsi Jambi) Agus Sudibyo (Kepala BPS Provinsi Jambi), Burhani AS (Kepala Kantor Wilayah DJPB Provinsi Jambi), Defrizal (Pemimpin Wilayah Perum Bulog Kanwil Jambi) Yunsak El Halconn (Direktur Utama Bank Jambi), pihak perbankan hingga dinas terkait di lingkup Pemprov Jambi. (kar)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: