Bagian 5: “Duel Penengah Masalah”
ilustrasi--
“Bukannya memang dasarnya lo yang pengecut ya?” Tanya Azer, menggoda Arjuna untuk lebih marah.
“Oalah asu memang sialan satu ini!” Umpat Arjuna, Azer hanya terkekeh menanggapinya. Kemudian, keduanya tiba – tiba diam, membiarkan nafas mereka untuk terasa lebih normal.
“Gue minta maaf,” Arjuna lebih dulu bicara setelah hening beberapa saat, “gue dan Aresa merasa bersalah, maaf kalo kesan di pertemuan pertama kita buat lo salah paham. Salah kita, bercanda nggak tau tempat dan kondisi. Gue minta maaf, karena gue lo harus ngerasa sakit dan jadi korban karena sikap childish kita.”
Arjuna tidak suka merendah, tapi karena ucapan Aresa, Arjuna jadi berpikir berulang – ulang kali. Salahnya, hingga Azer yang tidak tau apa – apa harus merasa sakit, yang namanya sakit tentu sakit tidak memandang penyebabnya, mau ditusuk jarum kecil atau jatuh di aspal, sama saja, yang dirasakan tetap saja sakit. Arjuna kembali berpikir, bagaimana jika ia yang diposisi Azer, pasti ia merasa sama kesalnya, sama tidak terimanya.
Azer tertawa, setidaknya ia puas, sakit yang ia rasa tidak sendiri ia rasakan. Azer dan Arjuna ini masih sama – sama di proses transisi menuju dewasa, kadagkala ada ego yang jauh diatas logika. Tapi keduanya masih manusia yang baik, sebab manusia yang berpogress untuk jadi lebih baik kedepannya itu ada, tapi minim nyatanya. (Bersambung)
Ari Hardianah Harahap--
Ari Hardianah Harahap--
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: