Tak Sampai 20 Persen Pelajar Indonesia yang Bisa Masuk Perguruan Tinggi, Banyak Numpuk di Pulau Jawa

Tak Sampai 20 Persen Pelajar Indonesia yang Bisa Masuk Perguruan Tinggi, Banyak Numpuk di Pulau Jawa

Dede Yusuf Wakil Ketua Komisi X DPR RI-Screenshoot IG @ ddyusuf66-

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Wakil Ketua Komisi X DPR RI Dede Yusuf menyampaikan, berdasarkan informasi yang diterima, saat ini para pelajar Indonesia yang mampu mencapai perguruan tinggi hanya kurang dari 20 persen.

“Kami juga berbicara dengan BKKBN tentang bonus demografi. Jika dihubungan dengan angka fertilitas, ternyata masih menumpuk di Pulau Jawa, (sedangkan) di beberapa daerah masih sedikit. Kami memperoleh catatan dari BKKBN, apakah menjadi bonus (demografi) ini membawa bonus atau malah tidak jadi bonus?” ungkap Dede seperti dikutip Jambi Ekspres dari parlementaria. 

Atas kondisi ini, DPR RI ingin melakukan perbaikan pengelolaan perguruan tinggi di Indonesia. 

Mengingat, jika tidak dibarengi oleh kesiapan perguruan tinggi maka generasi muda masa depan akan cenderung tidak tangguh menghadapi Revolusi Industri 4.0. 

Apalagi pada masa tersebut, dunia akademis dan dunia industri juga dituntut untuk saling berkolaborasi. Maka, menurutnya, penting mengawasi pengelolaan perguruan tinggi.

“Kalau kita lihat revolusi industri 4.0, yang dibutuhkan adalah kompetensi. Yang nanti survive, bisa dari yang sisi akademik, bisa dari sisi kompetensi. Kita juga bingung riset seperti apa yang dilaksanakan BRIN. Pertanyaan besarnya, sudahkah riset-riset akademik digunakan oleh negara?” pungkasnya.

Hal ini disampaikan Dede Yusuf saat membuka Rapat Dengar Pendapat dengan Sekretaris Jenderal Kemendikbud Ristek; Plt Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi; Direktur Jenderal Riset, Teknologi, dan Pengabdian; Direktur Jenderal Pendidikan Vokasi, dan Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) di Gedung Nusantara I, Senayan, Jakarta, Rabu (8/2/2022). (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: