Heli Kapolda Jambi Jatuh di Kawasan Si Hijau, Hutan Mistis di Mata Warga Tamiai Karena Pernah Ada Kejadian ini

Heli Kapolda Jambi Jatuh di Kawasan Si Hijau, Hutan Mistis di Mata Warga Tamiai Karena Pernah Ada Kejadian ini

Kawasan Si Hijau tempat lokasi helikopter yang membawa rombongan Kapolda Jambi jatuh pada Minggu (16/2)--

KERINCI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - "Kami menyebutnya Imbo (hutan) Sako yaitu kawasan Si Hijau, hanya orang tertentu yang bisa menjangkau lokasi itu dari jalur darat," begitu Mukhri Soni, Depati Muaro Langkap, Batang Merangin menggambarkan lokasi kecelakaan rombongan Kapolda Jambi.

 

Kawasan Si Hijau berada di Kecamatan Batang Merangin Kabupaten Kerinci. 

 

Warga Tamiai pun yakin helikopter itu tidak mendarat darurat di hutan ini, namun jatuh. Menurut mereka tidak ada dataran di kawasan Si Hijau.

 

Lokasi itu sangat jauh dari pintu rimba. Perjalanan dari Desa Tamiai masuk ke dalam hutan diperkirakan butuh waktu dua hari jika berjalan kaki. 

 

Depati Muaro Langkap menambahkan bahwa kawasan Si Hijau merupakan hutan yang dipenuhi kayu rimba dengan semak yang rapat. 

 

Sama dengan pendapat warga lain, Depati Muaro Langkap juga menduga helikopter yang ditumpangi Kapolda dan rombongan jatuh di lokasi itu, bukan mendarat darurat.

 

"Kawasan hutan itu banyak pohon kayu besar. Setahu saya tak ada tempat untuk heli mendarat, jadi untuk mendarat darurat itu sulit," ujarnya.

 

Mukhri pun mengakui kawasan hutan itu menyimpan cerita mistis di tengah masyarakat sekitar. 

 

Mengapa mistis? karena pernah terjadi kasus orang hilang di kawasan itu.

 

"Iya benar dulu pernah juga ada warga hilang di kawasan itu. Kalau kami menyebut kawasan Si Hijau," ujarnya. 

 

Tak menjelaskan secara detail siapa Si Hijau yang dimaksud, namun kata Mukhri kasus orang hilang itu terjadi lebih dikarenakan hutannya yang lebat dan medan yang sangat sulit.

 

Bagi warga Tamiai yang sudah tahu jalur, untuk bisa sampai ke lokasi itu butuh waktu 9 jam berjalan kaki dari perbatasan pintu rimba. 

 

"Kalau bukan orang kito yang ke situ bisa lebih dari itu. Karena sulit masuk ke dalam," lanjutnya. 

 

 

Sementara itu tokoh masyarakat Tamiai, Jendril mengatakan, kawasan tersebut merupakan hutan rimba yang masuk dalam kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). 

 

Di sana tumbuh pohon-pohon besar. Aktivitas berladang (berkebun) warga juga sangat jauh dari lokasi hutan tempat lokasi kejadian.

 

"Dari desa ke pintu rimba sekitar 2 kilometer bisa pake motor namun setelah itu harus jalan kaki ke dalam. Itu yang lama, bisa puluhan jam. Apalagi yang baru pertama lewat bisa lebih lama lagi," ujarnya.

 

Sedangkan medan jalan yang dilalui juga terjal, harus naik turun bukit dan pegunungan. "Warga sini jarang yang sampai wilayah itu. Kalau aktivitas ladang dak sampai ke situ. Karena itu memang hutan rimba yang masuk kawasan TNKS," kata mantan anggota DPRD Kerinci ini. 

 

Kades Tamiai, Mukhlas, yang dikonfirmasi Jambi Ekspres juga menyatakan hal yang sama. Menurutnya, areal ladang warga tidak sampai ke kawasan itu, karena jaraknya yang cukup jauh dari pemukiman warga.

 

"Tadi helikopter sempat lakukan  pencarian di kawasan itu, tapi tidak kelihatan, makanya pencarian akan dilakukan besok pagi,’’ sebutnya.

 

Muklas juga membenarkan, perjalanan ke lokasi itu bisa memakan waktu hingga dua hari berjalan kaki.

 

"Paling cepat 1 hari. Itu pun untuk orang yang sudah biasa di kawasan itu,’’ lanjutnya lagi. (hdp/pin)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: