Langgar Jam Operasional, Truk Angkutan Batu Bara Dipaksa Putar Balik

Langgar Jam Operasional, Truk Angkutan Batu Bara Dipaksa Putar Balik

PUTAR BALIK: Warga memaksa truk putar balik di ruas jalan nasional Muara Tembesi- Sarolangun, karena melanggar jam operasional, kemarin (1/2).-IST FOR JAMBIEKSPRES -

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID-Truk angkutan batu bara yang nekat melintas pada siang hari, dipaksa putar balik oleh warga di RT 08 Tanjung Mulyo, Kelurahan Kampung Baru, Kecamatan Muara Tembesi, Kabupaten Batanghari, kemarin (1/2). 

Tak hanya itu, truk yang diparkir di bahu jalan juga dilakukan hal serupa.

Ini buntut dari terjadinya kemacetan di jalan nasional MuaraTembesi-Sarolangun, tepatnya di depan Tempat Pemakaman Umum Kelurahan Kampung Baru. 

Salah seorang warga Desa Tanjung Mulyo, Panil mengatakan, sebenarnya ini merupakan sebuah keresahan warga yang sejak dulu tak kunjung dapat diselesaikan oleh pemerintah.

“Kami kesal, saat ini masih banyak angkutan batu bara yang melintas di luar jam operasional, maka kami paksa untuk putar balik,” katanya.

Panil juga menyebutkan, untuk angkutan batu bara yang membandel ini sangat mengganggu sekali, apalagi saat aktifitas warga di pagi hari, seperti anak sekolah dan aktifitas lainya terganggu.

“Setiap hari kelumpuhan jalan terjadi di jalur ini. Tidak puas dengan putar balikkan kendaraan angkutan batu bara yang nakal, warga juga dirikan tenda di pinggir jalan dan memantau langsung kendaraan yang melintas,” ujarnya.

Salah seorang warga Tanjung Mulyo, Apriandi menambahkan, warga setempat juga mendirikan tenda untuk pemantauan. Bahkan warga mengancam, bila tak terkendali, di malam hari akan dilakukan hal serupa.

“Bukan blokade saja yang akan dilakukan masyarakat jika seperti ini terus, kami juga mengancam akan mendatangi perusahaan tambang untuk menghentikan aktifitas angkutan batubara, sebelum mereka menaati aturan yang berlaku,” tegasnya.

“Kemacetan ini selalu kami rasakan setiap harinya, khususnya di Muara Tembesi, disini kami menuntut penindakan tegas dari petugas, serta meminta Gubernur Jambi tidak terus menjaga konflik, dengan kepentingan pengusaha, tanpa melihat dampak yang ditimbulkan terhadap masyarakat,” pungkasnya.

Dari Kota Jambi, pengamat kebijakan publik Nasroel Yasir berpandangan rencana rekayasa lalu lintas dengan 4.000 angkutan batu bara tidak akan mengatasi permasalahan kemacetan di jalan raya. 

“Pembatasan operasional truk batubara pasti tidak optimal dan rumit untuk mengendalikannya,” ucapnya.

Ditambah lagi belum ada ketentuan yang mengikat terkait kepatuhan angkutan lainnya. “Siapa  yang menjamin sisanya tidak beroperasional, soal pembatasan waktu saja tidak taat,” sampainya.

Dengan tegas, Nasrul menilai satu-satunya jalan adalah menghentikan operasional angkutan batu bara. “Konon kabar pekerjaan untuk jalan khusus sedang bekerja, sebaiknya untuk sementara Gubernur dengan kewenangannya menghentikan operasional angkutan truk batubara sambil menunggu jalan khusus bisa dilalui,” sebutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: