Telat ke Sekolah Bocah Perempuan di Padang Ngaku Diculik, Rekayasa Dramanya Bikin Geleng-geleng
Orangtua Z meminta maaf atas drama penculikan yang direkayasa anaknya didampingi Kapolsek Lubuk Begalung Kompol Harry Mariza Putra. Foto : Tangkap Layar IG Polsek.Lubeg--
PADANG, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Tak butuh waktu lama, berita Z diculik langsung tersebar di Sumatera Barat.
Z adalah peserta didik perempuan kelas 5 di SD Negeri 14 Gurun Laweh Lubuk Begalung Kota Padang.
Dikutip Jambi Ekspres dari akun IG @polsek.lubeg, diketahui kejadian bermula saat Z pada Senin (30/1) pukul 07.20 membuat karangan cerita bahwa dirinya hendak diculik oleh orang tak dikenal.
Tak sekedar mengarang cerita, Z juga pintar merekayasa drama. Dia sengaja membuang tas dan sepatunya di belakang rumah warga.
Selanjutnya Z berlari ke rumah neneknya yang tidak jauh dari lokasi, lalu mengadu dirinya baru saja mengalami percobaan penculikan
Merasa cemas luar biasa, sang nenek kemudian datang ke sekolah Z dan menyampaikan upaya dugaan penculikan yang dialami cucunya ke pihak sekolah.
Dalam waktu singkat, informasi upaya penculikan Z pun tersebar luas.
Apalagi berita ini seiring pula dengan hebohnya pemberitaan penculikan yang sering tersebar di sosial media akhir-akhir ini.
Mendapati masyarakat yang resah, Selasa tanggal 31 Januari 2023 sekira pukul 11.30 Polsek Lubuk Begalung kemudian langsung melakukan penyelidikan.
Kapolsek Lubuk Begalung Kompol Harry Mariza Putra mengatakan, pihak Polsek langsung melakukan pemeriksaan di lapangan.
Mulai mengumpulkan CCTV dan saksi di lapangan.
Karena tak menemukan ada indikasi penculikan, Kapolsek bersama tim kemudian mendatangi kediaman orang tua Z di Gurun Laweh Nan XX Lubuk Begalung.
“Kami lakukan pendekatan secara emosional, bicara dari hati ke hati,” ujar Harry.
Dari pendekatan ini kemudian akhirnya terkuak fakta, ternyata Z hanyalah mengarang cerita hendak diculik.
Cerita ia susun karena telat ke sekolah dan malas datang.
Atas apa yang dilakukan anaknya, Syafrina (38) selaku ibu dari Z langsung meminta maaf.
Di Kantor Polsek Lubuk Begalung, ia menyatakan penyesalan atas perbuatan anaknya.
“Anak saya telah mengarang cerita, saya sebagai orangtua meminta maaf atas perbuatan anak saya,” ujar Syafrina.
Atas kejadian ini, Kapolsek Lubuk Begalung mengaku akan mendampingi Z untuk mau kembali ke sekolahnya.
Pendampingan kata Harry sebagai bentuk penguatan agar segala dampak dan efek sosial yang berpotensi terjadi, bisa diminimalisir dan Z bisa kembali sekolah, belajar dan bermain bersama teman-temannya dengan nyaman.
Apa Alasan Anak Berbohong?
Jika orang dewasa punya alasan berbohong, begitu pula anak-anak. Bisa saja latar belakang mereka berbohong tidaklah buruk.
Mengutip dari halodoc Ada beberapa k alasan anak berbohong:
1. Takut Dihukum
Kebanyakan anak berbohong takut takut orang tuanya marah atau emosi. Berbohong dilakukan karena takut dihukum dengan kemarahan.
2. Menghindari Sesuatu
Saat menghindari sesuatu, seorang anak bisa berbohong. Misal saat diminta belajar atau mengerjakan PR anak bisa berpura-pura ngantuk.
3. Menginginkan Sesuatu
Saat menginginkan sesuatu sebagian anak ada yang berbohong, Misal mengaku telah selesai membersihkan kamar padahal belum, dan hanya ingin cepat-cepat bermain dengan temannya.
4. Terlalu Berimajinasi Tinggi
Anak yang suka berimajinasi tinggi terkadang sulit membedakan antara kenyataan dan khayalan. Hal ini membuat mereka berbohong. Misal, ia bisa mengarang cerita bukunya telah dicoret monster.
5. Mencari Perhatian
Jarang mendapat perhatian, tidak pernah dipuji, membuat anak haus akan semua itu.
Berbagai cara dilakukan agar bisa berbohong, misal mengaku dapat nilai tinggi agar orangtuanya bisa memberikan pujian.
6. Takut Mengecewakan Orang Tua
Kasus ini sering terjadi kepada anak yang sering mendapat tekanan agar berprestasi dan selalu juara dalam banyak hal.
Merasa tak sanggup memenuhi tuntutan orangtua, anak terpaksa berbohong karena takut orang tuanya kecewa atau marah.
Agar anak tak suka berbohong, sangat dibutuhkan peran orangtua.
Orang tua bisa mendorong anak untuk jujur dan jangan pelit memberi pujian.
Saat curiga anak berbohong, secara lembut dorong mereka berkata jujur
Kemudian jadilan contoh bagi anak, nilai kejujuran bisa diraih saat orangtua bisa memberikan contoh. Jangan melakukan kebohongan di depan mereka.
Berikan konsekuensi dan batasan, apa yang mereka dapat jika jujur dan apa hukumannya saat bohong, namun hindari hukuman fisik. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: