Dulu Warga Tionghoa Menyebut Jambi dengan Kata Chan-pi. Ini Sejarahnya

Dulu Warga Tionghoa Menyebut Jambi dengan Kata Chan-pi. Ini Sejarahnya

Klenteng Hok Tek merupakan klenteng tertua di Jambi. Foto : Dok kemdikbud.go.id--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Dulu, orang Tionghoa mengenal Jambi dengan sebutan Pi-chan atau Chan-pi.

 

Sebuah Berita Tionghoa Ling Piao Lu I pada 889-904 Masehi, tertulis bahwa Pi-chan pernah mengirim misi dagang khusus ke Tiongkok. 

 

Kaitan Jambi dengan Tiongkok juga terpatri di Kitab Sejarah Dinasti Song (960-1279 Masehi) Buku 489, disana disebutkan bahwa ada raja yang tinggal di Chan-pi (Jambi).

 

Selain itu terdapat juga peninggalan dari situs-situs di daerah hilir Batanghari termasuk situs Muaro Jambi yang sebagian besar berupa keramik dan prasasti dari Tiongkok. 

 

Penemuan-penemuan ini menjadi saksi bisu perjalanan masyarakat Tionghoa ke Jambi.

 

Sungai Batanghari sebagai pusat perdagangan Sumatera bagian tengah ketika itu, juga kedatangan saudagar dari berbagai penjuru negeri, termasuk dari Tiongkok.

 

Konon pedagang asal Tiongkok banyak datang ke Jambi membawa damar dan juga kapur barus.

 

Kemudian, jejak sejarah kehadiran suku Tionghoa di Jambi lainnya juga terpotret dengan kehadiran kelenteng Hok Tek (Dewa Bumi) di Kota Jambi

 

Kelenteng Hok Tek bahkan kini telah dijadikan Cagar Budaya (BCB) oleh Pemerintah.

 

Klenteng Hok Tek merupakan klenteng tertua di Jambi, tepatnya di Jl. Husni Thamrin, Kelurahan Beringin, Kecamatan Pasar, Kota Jambi.

Pada sebuah papan di klenteng, tertulis penjelasan tentang seseorang yang memberikan sumbangan waktu berkunjung ke klenteng pada tahun 2489 Imlek (1838 M). 

Juga tertera bahwa pada masa perjuangan melawan Belanda, bangunan berarsitektur khas China ini pernah digunakan sebagai tempat penyembunyian persenjataan para pejuang rakyat Jambi. 

Mengutip dari situs kemendikbud.go.id, tertulis bahwa pada dinding kiri-kanan atas pintu masuk terdapat lukisan tembok yang mengisahkan peristiwa Sam Kok dan kisah seorang Ibu menyelamatkan bayinya dari serangan perusuh jalanan. 

Terdapat liima suku terbesar masyarakat Tionghoa di Jambi yaitu Suku Hokkian, Suku Teochiu, Suku Kwan Gu dan Suku Haiman. 

 

Suku Hokkian merupakan suku paling besar di kota Jambi. Masyarakat Tionghoa Jambi juga memiliki perkumpulan di bawah naungan yayasan yang berbeda-beda.

 

Masyarakat Tionghoa juga ikut berperan memperkuat posisi perekonomian Jambi. 

 

Bergerak dalam berbagai bidang pekerjaan. Mulai dari perdagangan komoditi pertanian dan perkebunan, pemilik toko klontong, pengusaha kuliner/resto/kafe, pemilik pertokoan modern/mall, mini market, pemilik dealer mobil/motor, pemilik hotel, karyawan swasta bahkan juga ada yang menjadi PNS. 

 

Hingga saat ini, Budaya Tionghoa telah banyak pula beradaptasi dengan budaya masyarakat Jambi. 

 

Masyarakat Tioghoa hidup berdampingan dengan masyarakat Jambi, bahkan ada juga yang menikah dengan masyarakat dari suku lain selain Tionghoa di Jambi. (*)

 

*Artikel ini mengambil data dari berbagai sumber

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: