Membobol Bukit Barisan, Ongkos Pembangunan Jalan Tol Sumatera jadi Lebih Mahal

Membobol Bukit Barisan, Ongkos Pembangunan Jalan Tol Sumatera jadi Lebih Mahal

Beberapa terowongan akan menghiasi ruas jalan tol trans Sumatera yang menembus Bukit Barisan. Foto ilustrasi Dokumen Badan pengatur Jalan Tol--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Keunikan Jalan Tol Trans Sumatera sepertinya tak habis untuk dikupas. Sebagai pulau nomor enam terbesar di dunia, Sumatera juga memiliki topografi alam yang bervariasi.

 

Hal ini membuat pihak pengembang Jalan Tol Trans Sumatera harus mendesain sedemikian rupa jalur ruas tol agar bisa menghubungkan Lampung hingga Aceh. 

 

Salah satu hal yang harus dilakukan adalah dengan menembus tulang punggung Sumatera : membobol Bukit Barisan. Bukit Barisan merupakan jajaran gunung yang membentang Pulau Sumatera. Sedikitnya ada 40 gunung Bukit Barisan yang berjejer sambung menyambung memanjang sejajar di Pulau Sumatera. 

 

Akibat struktur bangunan yang beragam, ada terowongan dan jembatan yang akan melewati jalur Bukit Barisan, membuat ongkos dan biaya pembangunan jalan tol di Sumatera jadi tinggi. 

 

Adapun ruas jalan tol yang membobol Bukit Barisan berada di beberapa wilayah di Sumatera. 

 

Pertama yaitu pada ruas jalan tol Pekanbaru-Padang segmen Sicincin. Jalan ini memiliki panjang 254,8 km. Dalam pembangunannya membutuhkan investasi sebesar Rp 80,41 Triliun.

 

Tingginya biaya investasi, selain karena jaraknya yang panjang, juga karena  akan dibangun lima terowongan dengan total panjang 8,95 km yang menembus pegunungan Bukit Barisan. 

 

Pembangunan Jalan Tol Pekanbaru–Padang dilaksanakan oleh PT Hutama Karya melalui Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol yang ditandatangani pada tanggal 11 Oktober 2017.

 

Kehadiran jalan tol ini diharapkan dapat menjadi jalur logistik dan jalur pariwisata mendukung peningkatan perekonomian di wilayah Sumatera Barat dan Riau. 

 

Jalan tol Kedua yang memiliki terowongan menembus Bukit Barisan yaitu ruas jalan Tol Lubuk Linggau - Curup - Bengkulu. Panjang jalan tol ini 95,8 kilometer dengan nilai investasi 37,61 Triliun. 

 

Pada ruas ini akan dibangun terowongan dengan panjang mencapai 7 kilometer. 

 

Dari data yang tercatat, kedalaman terowongan ini memiliki kedalaman mencapai maksimal 352 meter.

 

Tak hanya terowongan, di jalur ini juga akan dibuat jembatan bentang panjang untuk bisa melewati lembah-lembah curam di Bukit Barisan. 

 

Tinggi pilar jembatannya yang akan dibangun mencapai 45 hingga 90 meter.

 

Keberadaan tol ini nanti akan  terintegrasi dengan pengembangan Pelabuhan Baai serta menunjang konektivitas pariwisata di Bumi Raflesia alias di Provinsi Bengkulu. 

 

Jika tol ini beroperasi maka nantinya pengendara hanya membutuhkan waktu 1-2 jam saja untuk melakukan perjalanan dari  Lubuk Linggau menuju Kota Bengkulu.

 

Jalan Tol Lubuk Linggau - Curup - Bengkulu terbagi menjadi 3 Seksi, yaitu Seksi 1 Lubuk Linggau - Kepahiang (54,5 Km), Seksi 2 Kepahiang - Taba Penanjung (23,7 Km), dan Seksi 3 Taba Penanjung - Bengkulu (17,6 Km).

 

Melalui kehadiran Jalan Tol Lubuk Linggau - Curup - Bengkulu bertujuan memangkas biaya logistik dan mempercepat waktu tempuh berkendara agar daya saing produk Indonesia agar semakin meningkat.

 

Terowongan ketiga yang juga akan melewat terowongan terdapat pada ruas jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat. Total panjang jalan tol ini adalah 143,25 kilometer dengan nilai investasi 13,45 triliun.

 

Jalan Tol ini mendukung dari Medan ke Kawasan Pariwisata Strategis Nasional (KSPN) Danau Toba. 

 

Pembangunan jalan tol ini nantinya diharapkan akan memacu pertumbuhan ekonomi Sumatera Utara yang memberikan peningkatan perekonomian daerah dari Medan hingga Parapat.

 

Jalan Tol Kuala Tanjung-Tebing Tinggi-Parapat sepanjang 143,25 Km merupakan lanjutan dari Jalan Tol Medan – Kualanamu – Tebing Tinggi (MKTT) sepanjang 61,72 Km. 

 

Sebelumnya jalan tol Medan—Kualanamu—Tebing Tinggi telah selesai dan terhubung dengan jalan tol Belawan—Medan—Tanjung Morawa (Belmera). 

 

Sesuai dengan tujuannya, menghemat biaya operasi kendaraan dan menghemat waktu perjalanan, dengan membobol tulang punggung Sumatera, membuat panjang ruas jalan tol bisa jadi lebih singkat, hanya 2.704 km dari Lampung hingga Aceh.

 

Pemerintah melalui BPJT Kementerian PUPR juga terus meningkatkan konektivitas antar pusat pertumbuhan ekonomi di Pulau Sumatera. 

 

Apalagi Suami telah dianugerahi berbagai potensi alam dan komoditas berlimpah, mulai dari karet, minyak kelapa sawit, kopi, minyak bumi, batu bara, dan gas alam dan lainnya. 

 

Pada tahun 2015 Sumatera menyumbang 22,21% produk domestik bruto (PDB) Indonesia, terbesar kedua setelah Jawa, menurut Badan Pusat Statistik (BPS). (*)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: