Penampilan Penutur Muda Senandung Jolo Curi Perhatian Wakil Gubernur Jambi
Penampilan Penutur Muda Senandung Jolo Curi Perhatian Wakil Gubernur Jambi--
JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Sebanyak 20 penutur muda melakukan pementasan Senandung Jolo di kantor Bahasa Provinsi Jambi, Rabu (5/1/2023). Mereka tampil sekaligus mengisi acara seminar, pergelaran dan pemutaran film Senandung Jolo yang dihadiri Wakil Gubernur Jambi, Abdullah Sani.
Para penutur muda ini berasal dari Kelurahan Tanjung, Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi. Dalam pergelarnnya, mereka menggunakan alat musik tradisional yang terbuat dari kayu.
Usai pementasan dilanjutkan pemutaran film dokumenter dan seminar dengan narasumber yakni Nukman, Ja’far Rasuh, Jabatin Bangun dan moderator Ristanto.
Senandung Jolo sendiri masuk sebagai Warisan Budaya Tak Benda pada 2014. Ada tiga maestro Senandung Jolo yang turut hadir di acara ini yakni Wak Degum, Nek Maryam dan Wak Zuhdi.
Wakil Gubernur Jambi Abdullah Sani apresiasi pagelaran dan pemutaran film Senandung Jolo.Menurutnya anak-anak yang tampil dalam senandung Jolo perlu mendapat perhatian.
”Saya mengucapkan terimakasih pada anak-anak yang tampil, semoga dengan demikian warisan budaya kita bisa bertahan, ” Ujar Abdullah Sani.
Dia mengatakan, saat ini biasanya anak-anak lebih suka bermain gadget. Namun tidak dengan yang disaksikannya, anak-anak ini justru ikut membantu mewariskan budaya. “Ananda adalah pejuang terhadap budaya Jambi, ” katanya.
Karena itu Wagub meminta agar Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jambi yang juga hadir untuk memberikan apresiasi. “Tolong jadi catatan jika nantinya meneruskan masuk sekolah," sebutnya.
Sementara itu, narasumber seminar Jafar Rasuh mengatakan awalnya Senandung Jolo dikenal sebagai jolo atau bejolo. Jolo dibawakan saat masyarakat beraktivitas sehari-hari semisal bertani.
"Bukan hanya di Muaro Jambi. Di Tanjabtim juga ada. Sekarang Senandung Jolo jadi terpola karena menggunakan alat musik, " papar Jafar.
Mantan Kepala Taman Budaya Jambi ini menyebutkan, pada Senandung Jolo ada yang bersenandung seperti pantun dengan diiringi musik dari kayu yang dipukul dan gendang yang ditabuh. "Kayu yang digunakan merupakan kayu dari jenis pohon khusus," pungkasnya. (aiz)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: