Bagian 10: “Jangan Luka – Luka Lagi!”

Bagian 10: “Jangan Luka – Luka Lagi!”

Ari Hardianah Harahap--

 

Abian menangkup pipi Tata, “Kayak kamu yang khawatir dan nggak mau liat aku luka. Sama. Aku juga begitu, Ta. Tolong pengertiannya sedikit ya, sayang. Aku akan merasa lebih nggak benar dengan biarin hal yang tadi terjadi begitu aja, ada aku buat kamu. Lagipula, biar nggak ada lagi, bayangin kalo ternyata bukan cuma kamu.” Tata mengangguk, mengusap kedua pipinya, kemudian memukul telapak tangan Abian yang ada di pipinya.

 

“Tetap aja ya! Aku masih marah!” Kesal Tata, membereskan alat P3K dan menyimpannya kembali, sedikit menjauh dari Abian.

 

“Aku harus apa biar dapat maaf dari sayangku ini?” Tanya Abian jumawa menggoda Tata.

 

Tata menginjak kaki Abian kesal, “Sayang Sayang pala lo peyang!” Kesal Tata, Abian itu jarang sekali berkata manis, biasanya laki – laki itu jika tidak dingin ya menyebalkan. Tentu mendengar panggilan clingy itu walau dalam konteks untuk menggodanya Tata tak bisa menyembunyikan rona merah diwajahnya.

 

“Sayang…”Goda Abian lagi tersenyum miring, memanggil Tata sembari terkekeh sadar akan kekasihnya yang malu – malu tapi mau.

 

“APASIH?!” Kesal Tata

 

“Sayang…” Panggil Bian lagi kali ini nadanya lembut dengan wajah yang dibuat sekasihan mungkin.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: