Harga Cabai Terjun Bebas, Petani Cabut Tanaman Karena Kecewa

Harga Cabai Terjun Bebas, Petani Cabut Tanaman Karena Kecewa

Cabai Rawit Hiyung.--(Ist)--

JAMBI, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Harga cabai anjlok dan terjun bebas. 

Salah satu petani cabai asal Kerinci bernama Murni mengatakan harga di tingkat petani hari ini tak sampai Rp 15 ribu per kilogram.

Harga yang anjlok membuat petani merasa sangat rugi tak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan sejak masa tanam, mulai dari pupuk hingga tenaga yang dihabiskan. 

Tak hanya terjadi di Kerinci, petani cabai juga mengalami nasib sama di Sumatera Utara (Sumut). 

Bukan sekedar rugi, bahkan tak bisa mengembalikan modal biaya perawatan.

Para petani di Desa Sidodadi Ramunia memilih untuk mencabut semua tanaman cabai merah milik mereka.

"Kalau harga Rp 13 ribu, modal pun tak balik. Banyak sudah tak dirawat, jadi banyak yang busuk, dari pada dirawat pun tak ada untungnya, ya sudah dimatikan saja," beber Mulyono.

Aksi mencabut tanaman cabai itu, tambah Mulyono, sudah berlangsung selama 4 bulan.

Padahal, tak lama lagi sudah musim panen cabai.

"Seharusnya masih bisa (dipanen,red) kalau memang bagus harganya, masih bisa kami rawat. Masih bisalah produktif, tapi karena harganya terlalu jatuh, ya operasionalnya lebih mahal," tandas dia.

Dia berharap, kejadian ini juga menjadi perhatian Pemprov Sumut. 

Belum ada upaya pemerintah dalam mengatasi persoalan anjloknya harga cabai merah.

Menurut Mulyono, bila harga cabai di kisaran Rp 18-20 ribu, sudah menyenangkan bagi petani.

Petani berharap harga stabil.

Tidak terlalu mahal, tapi tak terlalu murah. Sehingga petani dan konsumen tidak terbebani harga.

Kalau bisa, kata Mulyono, petani mendapatkan subsidi. Sebab, modal biaya untuk pemeliharaan terlalu tinggi.

"Jadi, kalau bisa dapat subsidi, kalau harga yang tak terlalu tinggi pun, ya petani pun tak terlalu merugi kali," tukas Mulyono.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: