Diduga Ada SPBU Nakal Kurangi Takaran, Begini Respons YLKI

Diduga Ada SPBU Nakal Kurangi Takaran, Begini Respons YLKI

Petugas SPBU langsung ganti plang Harga Istimewa/M.Iksan-disway.id--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Ketua Harian YLKI Tulus Abadi ikut mengomentari pemakaian BBM jenis Pertalite yang kini banyak dibicarakan orang banyak.

Kabar tersebut mencuat pasca harga BBM bersubsidi jenis Pertalite dinaikkan harga-nya menjadi Rp 10 ribu per liter, sebelumnya Rp 7.650 per liter.

Tulus Abadi sekarang memberikan dugaan bahwa ada SPBU yang memang sengaja 'nakal' dengan cara mengurangi takaran produk BBM.

Maka dari itu imbasnya banyak konsumen yang merasa sudah dirugikan karena tidak mendapat BBM sesuai dengan takaran yang seharusnya.

YLKI kini meminta pihak PT Pertamina (Persero) untuk mengurus persoalan itu, dan tak hanya melakukan uji kualitas BBM dengan kandungan RON 90 saja.

Pertamina diharapkan bisa memperketat pengawasan SPBU demi terus dapat memastikan takaran BBM yang dibeli konsumen telah sudah sepenuhnya tepat.

"Respons Pertamina tidak hanya uji petik terhadap kualitas. Pertamina harus jaga terhadap semua SPBU terkait takaran," kata Tulus, pada Rabu 12 Oktober 2022.

Sebelumnya, Pertamina Patra Niaga, Subholding Commercial & Trading PT Pertamina (Persero) kembali melakukan penyesuaian harga jual jenis bahan bakar umum (JBU) atau BBM non subsidi, yakni Pertamax, Pertamax Turbo, Dexlite, dan Perta Dex. 

Adapun penyesuaian harga tersebut adalah Pertamax Turbo (RON 98), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp 14.950 dan untuk Pertamax (RON 92) menjadi Rp 13.900. 

Namun untuk Dexlite (CN 51), terdapat penyesuaian harga menjadi Rp 17.800 dan Perta Dex (CN 53) harganya menjadi Rp 18.100 per liternya. 

Harga ini berlaku untuk provinsi dengan besaran pajak bahan bakar kendaraan bermotor (PBBKB) sebesar 5 persen seperti di wilayah DKI Jakarta.

Corporate Secretary Pertamina Patra Niaga, Irto Ginting menyatakan bahwa harga BBM non subsidi akan terus disesuaikan mengikuti tren harga rata-rata publikasi minyak yakni Mean of Platts Singapore (MOPS) atau Argus. 

“Evaluasi dan penyesuaian harga untuk BBM non subsidi akan terus kami lakukan secara berkala setiap bulannya. Berdasarkan perhitungan, pada periode September lalu untuk produk Gasoline (bensin) yakni Pertamax Series mengalami penyesuaian turun harga, sedangkan untuk produk Gasoil (diesel) Dexlite dan Perta Dex penyesuaiannya naik harga. Seluruh penyesuaian harga berlaku mulai tanggal 1 Oktober,” jelas Irto.

“Seluruh harga baru ini sudah sesuai dengan penetapan harga yang diatur dalam Kepmen ESDM No. 62/K/12/MEM/2020 tentang formulasi harga JBU atau BBM non subsidi. Pertamina juga terus berkomitmen untuk menyediakan produk dengan kualitas yang terjamin dengan harga yang kompetitif diseluruh wilayah Indonesia,” lanjut Irto. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: