Suporter Arema FC yang Dihajar Anggota TNI Tolak Tawaran Pangdam Masuk TNI

Suporter Arema FC yang Dihajar Anggota TNI Tolak Tawaran Pangdam Masuk TNI

Situasi di Stadion Kanjuruhan Malang saat penonton turun ke lapangan protes kekalahan Arema FC.--

JAKARTA, JAMBIEKSPRES.CO.ID - Pangdam V Brawijaya Mayjend TNI Nurcahyanto Selasa (4/10) mendatangi rumah suporter Arema FC yang videonya viral saat kena tendangan salah satu anggota TNI pada kerusuhan Kanjuruhan. 

Korban tendangan itu bernama Hazemi Rafsanjani yang masih berusia 16 tahun. Pangdam Nurcahyo saat mendatangi rumah Hazemi di Kecamatan Poncokusumo, sempat ngobrol dengan Hazemi dan  keluarga. 

Kata orangtua Hazemi, Isrotul, ia sempat mendengar Pangdam bertanya anaknya bercita-cita jadi apa? Pangdam ketika itu sempat menawarkan Hazemi menjadi anggota TNI. Namun ditolak oleh anaknya. 

“Ditawari tanpa tes masuk TNI, ditolak karena anak saya ingin jadi wirausaha,” ujar Isrotul. 

Ia juga bercerita, pelaku oknum TNI yang menendang anaknya juga telah datang ke rumah mereka dan minta maaf atas perlakuannya kepada Hazemi. 

Sebagai manusia kata Isrotul mereka sekeluarga telah memaafkan, namun proses hukum atas kejadian ini tetap ia minta diproses sesuai hukum yang berlaku. 

Apalagi nonton sepakbola kata Isrotul adalah kegemaran anaknya. Hazemi memang rajin nonton laga Arema FC bersama dengan teman-temannya.

Sementara itu, Panglima TNI Jenderal TNI Andika Perkasa telah memastikan bahwa prajuritnya oknum TNI yang terbukti melakukan kekerasan saat tragedi tragedi Kanjuruhan Malang Jawa Timur pada Sabtu 1 Oktober 2022 malam, akan diberikan sanksi pidana sesuai aturan yang berlaku. 

Andika juga meminta masyarakat untuk bisa mengirimkan video lain terkait peristiwa tersebut yang melibatkan anggota TNI.

Ia secara tegas mengatakan akan memproses secara hukum pidana jika ada prajurit TNI yang bertindak kasar terhadap suporter Arema FC di Stadion Kanjuruhan. Apalagi tindakan itu terkait masyarakat sipil dan jauh dari mekanisme penanganan TNI terhadap masyarakat umum. 

Andika mengatakan tindakan kasar anggota TNI terhadap  warga sipil di stadion saat kejadian sangat berlebihan dan akan merujuk pada hukum pidana, bukan lagi hukum disiplin. 

TNI juga sudah melakukan investigasi dan upaya hukum mengenai tragedi berdarah ini.

Hal yang sama juga dikatakan Menko Polhukam Mahfud MD. Katanya pemerintah dalam mengusut tragedi Kanjuruhan akan melakukan rapat koordinasi lintas kementerian. Hal ini sesuai arahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) atas tragedi yang membuat ratusan suporter Arema meninggal dunia itu. 

Mahfud MD dan Panglima TNI, dan organisasi terkait dalam konferensi pers menyampaikan poin-poin yang harus dilakukan oleh pihak terkait dalam mengungkap kasus kericuhan di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. (dpc)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: