Ekowisata Kawasan Marga Bukit Bulan Sebagai Wisata Alternatif di Kabupaten Sarolangun

Ekowisata Kawasan Marga Bukit Bulan Sebagai Wisata Alternatif di Kabupaten Sarolangun

Ekowisata Kawasan Marga Bukit Bulan Sebagai Wisata Alternatif di Kabupaten Sarolangun--

Oleh : Harliansyah, S.Sos 

EKOWISATA merupakan kegiatan wisata alam di daerah yang memperhatikan unsur unsur pendidikan, pemahaman, serta dukungan terhadap usaha usaha pelestarian sumberdaya alam dan peningkatan ekonomi masyarakat lokal. Dimana pengembangan EKOWISATA tersebut terdapat unsur perencanaan, pemanfaatan dan pengendalian. Pengembangan EKOWISATA dengan potensi alam, hutan, budaya/peninggalan purbakala serta alam yang menjadi pendukung lahan pertanian, agrowisata petualangan hutan rimba di alam bebas, pengamatan satwa liar, atraksi budaya dan lainnya (kusudianto, 1996).

Kawasan Marga Bukit Bulan berada di kecamatan Limun, Kabupaten Sarolangun Provinsi Jambi, yang secara historis merupakan salah satu kelompok marga tertua di Jambi dengan sebutan Marga Bukit Bulan. Dimana kelompok marga tersebut tersebar di kawasan dari 5 (lima) desa yang berdampingan, yaitu Desa Lubuk Bedorong, Desa Temalang, Desa Maribung, dan Desa Mersip, Desa Napal Melintang.

Kawasan Marga Bukit Bulan secara geografis berbatasan langsung dengan provinsi tetangga yaitu Kabupaten Muratara, Provinsi Sumatera Selatan, yang dipisahkan oleh bentangan bukit barisan. Kawasan Marga Bukit Bulan berada di daerah hulu bagi Kabupaten Sarolangun, Provinsi Jambi, dimana wilayahnya mempunyai potensi sebagian besar sebagai kawasan hutan. Dalam hutan tersebut hidup berbagai jenis spesies flora dan fauna termasuk jenis-jenis hewan dan tumbuhan langka, selain itu kawasan tersebut merupakan jantung dari sub-DAS Limun.

Faktor yang menjadi peluang dalam pengembangan kawasan Wisata Marga Bukit Bulan sebagai kawasan Ekowisata adalah masih terdapatnya hutan asli yang belum di manfaatkan. Dimana di kawasan tersebut yang menjadi bonus adalah terdapatnya ratusan goa alam dan satu goa tembus menghubungkan dua desa. Goa-goa tersebut terbentuk secara alami yang berbeda serta adanya bukit-bukit kapur yang menjulang tinggi dengan gagahnya sebagai pijakan pohon-pohon yang ada, sehingga hal ini semakin menambah keindahan dari kawasan Marga Bukit Bulan tersebut.

Secara umum objek kegiatan Ekowisata tidak jauh berbeda dari kegiatan wisata alam biasa, tetapi memiliki nilai-nilai moral dan tanggung jawab yang tinggi terhadap objek wisatanya. Wisata pemandangan yang terdiri dari objek alam, flora serta fauna dan perkebunan, wisata petualangan dengan kegiatan alam bebas, ekstrem (mendaki gunung, paralayang), berburu (babi hutan). Lalu juga ada wisata kebudayaan dan sejarah (suku rimba, kerajinan tangan dan peninggalan sejarah), wisata penelitian aktivitas pendataan spesies (serangga, mamalia dan seterusnya), pendataan kerusakan alam (lahan gundul, pencemaran tanah), Konservasi (reboisasi, lokalisasi pencemaran). Ekowisata juga sarat akan pendidikan, melaksanakan kegiatan sosial serta konservasi terhadap lingkungan dan pengembang biakan hewan-hewan langka.

Kegiatan Ekowisata merupakan salah satu wisata alternatif yang bermuara pada peningkatan sektor usaha bagi pembangunan perekonomian mayarakat yang khususnya  berada di kawasan Marga Bukit Bulan dengan harapan ke depannya nanti pengembangan ekowisata terus di jalankan  dan di usahakan untuk dapat memenuhi permintaan pariwisata yang berada di Kabupaten Sarolangun. Adapun hal yang terpenting dalam kegiatan Ekowisata terdapat tiga unsur yaitu, kelestarian akan lingkungan, pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berada di sekitar kawasan ekowisata dan pendidikan terhadap lingkungan hidup.

Dalam upaya pengembangan Ekowisata khususnya di kawasan Marga Bukit Bulan memang masih jauh dari harapan. Hal ini terkendala dengan berbagai faktor, baik itu faktor internal dan eksternal, diantaranya kurangnya sumber daya manusia di daerah tersebut yang memiliki ketertarikan dalam mengolah potensi yang dimiliki oleh kawasan tersebut. Hal ini tidak lepas dari kurangnya perhatian dan pembinaan dari dinas Pariwisata terhadap kawasan tersebut, selanjutnya akses jalan yang dilalui kendaraan sebagian besar masih berlubang dan jalan tanah, sehingga wisatawan masih enggan untuk datang karena lokasi yang masih dianggap terlalu jauh dari pusat perkotaan.

Strategi Pengembangan Kawasan Ekowisata Marga Bukit Bulan

Yaitu dengan selalu memperhatikan pada kelestarian alam, lingkungan serta pada kearifan lokal, maka langkah-langkah dan strategi yang diambil yang bertujuan untuk meningkatkan kunjungan wisatawan, konservasi lingkungan dan peningkatan pendapatan masyarakat sebagai berikut :

1. Menguatkan kampanye,  pertemuan, dan pemahaman yang berkelanjutan terhadap masyarakat yang berada di kawasan marga bukit bulan.

2. Pembangunan fasilitas penunjang di areal ekowisata, yang diantaranya pembuatan papan atau plang merek , penunjuk jalan, gerbang selamat datang, membangun pondok-pondok peristirahatan atau gazebo, pembuatan jalan setapak, atraksi, camping ground, pemasaran dan lain lain.

3. Pengembangan fasilitas dan Promosi serta kampanye sederhana dari komunitas pengelola kawasan ekowisata marga bulan dengan platform media sosial dengan membuat konten-konten menarik, serta adanya keterlibatan dinas atau instansi terkait melalui media lainnya seperti koran dan media online.

4. Mendorong pemerintah di daerah dalam percepatan pembangunan fasilitas jalan serta bantuan bantuan lainnya seperti pelatihan kepariwisataan, pelatihan manajemen UKM, kemitraan, pelatihan bahasa dan pemanfaatan produk lokal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: