Fakta Baru Penembakan Siswa SD di Texas Dilakukan dari dalam Kelas
Pemuda (dalam lingkaran) memakai baju gelap memasuki SD di Texas sebelum melakukan penembakan.--
TEXAS, JAMBIEKSPRES.CO.ID- Sejumlah fakta baru seputar kronologi penembakan di sebuah SD di Texas, AS, mulai terungkap. Ternyata Salvador Ramos, pemuda 18 tahuh, yang menembak di dalam kelas yang di dalamnya ada para siswa dan guru.
Tim Patroli Perbatasan sampai frustasi karena didesak oleh warga untuk segera menyelamatkan para siswa. Orang tua siswa, Javier Cazares, bersedih karena putrinya tewas dalam serangan itu. Ia berlari ke sekolah ketika mendengar tentang penembakan itu, tiba saat polisi masih berkumpul di luar gedung.
Kesal karena polisi tidak bergerak, dia mengajak warga dan para orang tua menyerbu ke sekolah. “Mari kita buru-buru masuk karena polisi tidak melakukan hal seperti yang seharusnya,” katanya. ’’Masuk sana! Masuk sana!” kata para orang tua berteriak kepada petugas segera setelah serangan dimulai.
Beberapa menit sebelumnya, saksi mata telah menyaksikan Salvador Ramos menabrakkan mobil pickup-nya ke parit di luar sekolah, meraih senapan semi-otomatis AR-15 dan menembak dua orang di luar. “Setelah berlari ke dalam, dia menembaki dua petugas polisi Uvalde yang tiba di luar gedung,” kata juru bicara Departemen Keamanan Publik Texas Travis Considine.
Para petugas polisi terluka. Setelah memasuki sekolah, Ramos menyerbu ke satu ruang kelas dan mulai membunuh. “Dia mengunci dirinya sendiri dengan mengunci pintu dan mulai menembak anak-anak dan guru yang ada di dalam kelas itu,” kata Letnan Christopher Olivarez dari Departemen Keamanan Publik kepada CNN. “Semua yang terbunuh berada di ruang kelas yang sama,” katanya.
Direktur Keamanan Publik Departemen Steve McCraw mengatakan kepada wartawan bahwa 40 menit hingga satu jam berlalu dari saat Ramos menembaki petugas keamanan sekolah hingga akhirnya tim taktis menembaknya. ’’Intinya adalah penegakan hukum ada di sana. Mereka langsung terlibat. Ramos memang di dalam kelas,” kata McCraw
Sementara itu, seorang pejabat penegak hukum yang mengetahui penyelidikan tersebut mengatakan bahwa agen Patroli Perbatasan mengalami kesulitan menembus pintu kelas dan harus meminta seorang anggota staf untuk membuka ruangan dengan kunci.
Sebelum menyerang sekolah, Ramos menembak dan melukai neneknya di rumah yang mereka tinggali. Ramos menulis bahwa dia akan menembak neneknya. Dalam catatan terakhir, dikirim sekitar 15 menit sebelum dia mencapai SD Robb, dia mengatakan akan menembak sebuah sekolah dasar. Penyelidik mengatakan Ramos tidak merinci sekolah mana. (jpg/jawapos)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: