Keutamaan Arbain di Masjid Nabawi

Keutamaan Arbain di Masjid Nabawi

Madinah (Sinhat)- Berziarah ke Kota Nabi di Madinah, jemaah calon haji Indonesia dan pelbagai penjuru dunia, merupakan bagian dari rangkaian kegiatan sunah menjelang atau sesudah pelaksanaan Rukun Islam kelima itu.

“Dan sudah menjadi kebiasaan bagi mereka yang mengunjungi Masjid Nabawi, melaksanakan berbagai aktivitas ‘ubudiyah’, mulai dari salat fardu lima waktu, ibadah-ibadah sunah di Raudhah, berziarah ke makam Rasulullah SAW, dan para sahabat, serta salat sunat arbain (40 waktu),” ujar Kepala Seksi (Kasie) Bimbingan Ibadah Daerah Kerja (Daker) Madinah Ustad Nurudin, di Madinah, Arab Saudi, kemarin.

Nurudin menjelaskan, salat arbain adalah salat sunah sebelum (qabliyah) atau sesudah (ba’diyah) salat wajib lima waktu, secara berturut-turut dengan berjamaah di Masjid Nabawi. “Salat sunat ini empat puluh waktu, sehingga memakan waktu delapan hari. Jadi, delapan kali lima (jumlah waktu salat fardu) atau sama dengan empat puluh waktu,” ucapnya.

Dia mengutip hadis Rasulullah SAW yang berbunyi, “Dari Anas bin Malik yang diriwayatkan secara “marfu’” bahwa Nabi bersabda: ‘Orang yang salat di masjidku (Nabawi) sebanyak 40 kali tidak terlewat satu kali pun, maka telah ditetapkan baginya kebebasan dari neraka, keselamatan dari azab dan kemunafikan.\" (HR Ahmad dan Al-Thabrany).

Meski terdapat perdebatan mengenai status hadis ini, tutur dia, namun yang perlu diperhatikan adalah hikmah salat arbain bagi setiap jemaah haji yang melakukannya.

“Rasulullah SAW pernah bersabda bahwa pahala salat di Masjid Nabawi adalah 1.000 kali lipat dibanding salat di tempat lain. ‘Salat di masjidku ini (Nabawi) lebih utama 1.000 kali dibanding salat di masjid lainnya kecuali di Masjid Al-Haram, dan salat di Masjid Al-Haram lebih utama 100.000 kali dari pada salat di masjid lainnya.‘,“ ujarnya.

Meski demikian, dia mengingatkan, agar jemaah  lanjut usia (lansia) atau yang tak mampu secara fisik, jangan memaksakan diri.

“Karena, salat arbain itu sunat. Sebaiknya focus menjaga kesehatan dan persiapan fisik untuk menghadapi prosesi wukuf di Arafaf. Karena, hakikat haji adalah wukuf di Arafah,” katanya menegaskan. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: