Butuh Perhatian Pemerintah
-Bangunan SD 68 dan SMP 13 Memprihatinkan
JAMBI-Bangunan sekolah di Kota Jambi, ternyata masih ada yang tidak layak dan membutuhkan perhatian dari pemerintah. Salah satunya adalah SD Negeri 68/IV Kota Jambi.
Pasalnya, fasilitas ruangan di sekolah tersebut, terlihat cukup memprihatinkan. Ruang-ruang kelas masih merupakan bangunan tua, dek-dek yang bocor serta dinding yang sudah berlubang.
Bahkan, pantauan koran ini, kemarin, keadaan pagar di koridor sekolah yang tidak permanen, tak urung membuat khawatir orang tua siswa sekolah ini.
‘’Kita mengaharapkan adanya perhatian dari pemerintah untuk pembangunan sekolah ini, khususnya ruang kelas dan pagar pembatas,’’ ujar Kepala SD 69, Suharyanto.
Menurutnya, jika sarana dan pra sarana sekolah memadai, tentu akan menambah minat belajar dari siswa.
“Jika banjir datang, pagar sekolah ini menjadi tempat untuk mengikat tali perahu warga yang ingin pergi ke luar, dan tiap habis banjir pula, pagar itu selalu di renovasi,” ungkapnya.
Pihak sekolah sendiri sudah melakukan berbagai upaya agar bangunan sekolah ini mendapat perhatian pemerintah. Usaha itu akhirnya membuahkan hasil, walaupun tidak secara keseluruhan, dua kelas diantaranya dicanangkan untuk direnovasi, walaupun saat ini belum berjalan.
Kondisi serupa juga ditemukan di SMP N 13 Kota Jambi. Bahkan di sekolah ini terdapat 4 kelas yang memang sudah tidak difungsikan lagi karena keadaan fisiknya yang tidak memungkinkan. Lantai yang sudah keropos merupakan salah stu penyebab kelas ini tidak lagi digunakan.
“Kelas itu sudah ‘goyang’, jika tetap digunakan kami khawatir akan mengganggu keselamatan para siswa,” sebut Kepala SMP N 13 Kota Jambi, A. Somad Aidi.
Kurangnya fasilitas pendukung seperti perpustakaan, juga dikeluhkan. Sebab sejak berdiri tahun 1982, sekolah ini tidak memiliki ruang perpustakaan, untuk mengakali hal ini pihak sekolah mengalihfungsikan ruang kelas sebagai ruang perpustakaan.
Pihak sekolah juga mengharapkan adanya bantuan tenaga kerja, sebab mereka membayar beberapa tenaga honor, yang diambil dari dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS).
“Dana yang sudah sedikit itu, harus dipotong untuk membayar tenaga honor lagi,” katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: