Sektor Properti Lesu

Sektor Properti Lesu

Pemesanan Melorot hingga 30 Persen

 JAMBI – Meski secara angka, perekonomian di provinsi Jambi menunjukan pertumbuhan, namun di sektor riil sepertinya tidak begitu terlihat. Buktinya, di sektor properti.

Di sektor ini, tidak banyak terdongkrak dengan adanya pertumbuhan yang meningkat tersebut. Meski demikian, BPS masih memprediksikan bahwa pada tahun 2012 ini, target pertumbuhan bisa terealisasi 7,8 persen.

Pimpinan Proyek Perumahan PSP Kuncuro Adi, saat dihubungi koran ini membenarkan pemesanan rumah agak menurun dibandingankan tahun 2011. Turunnya pemesan perumahan tersebut berkisar antara 30 hingga 40 persen.

“Ini dikarenakan faktor ekonomi masyarakat Jambi yang kurang membaik pada tahun ini sehingga berdampak pada bisnis properti,” akunya.

Namun demikian, turunnya pemesan perumahan diprediksikan tidak akan berlangsung lama. Dirinya mengatakan, paling dalam dua tahun kedepan pasar perumahan akan sulit. Ini dikarenakan makin bertambahnya pengembang perumahan di Jambi. Akan tetapi pembeli perumahan masih stagnan akibat turunnya ekonomi masyarakat ini.

 “Developer tumbuh terus, sementara pembeli stagnan,” katanya.

Diakuinya, bisnis properti pada dasarnya memang tergantung pada komoditi yang ada di Jambi. Apabila komodity mengalami penurunan harga, maka bisnis property akan sepi. Namun sepinya bisnis properti tersebut tidak akan mempengaruhi syarat DP 25 persen bagi pembali perumahan, terutama perumahan kelas menengah.

Hanya saja bagi perumahan tipe besar, ada pembatasan DP dari pemerintah sehingga mungkin akan memberatkan bagai calon pembeli.

“Untuk DP 25 persen dari harga rumah biasanya untuk rumah kelas menengah atau RSH tidak terlalu berpengaruh dengan daya jual. Namun untuk tipe rumah besar memang mempengaruhi,” katanya.

Ditambahkannya, untuk pangsa pasar perumahan di Jambi masih sangat bagus. Diperkirakan dalam waktu beberapa tahun kedepan pengembang perumahan akan semakin ramai. Ini diperkuat lagi dengan prediksi kota Jambi sebagai tempat pengembangan perumahan yang sangat bagus, baik itu dilihat dari geografis dan keadaan ekonomi masyarakat yang akan terus mendukung pengembangan bisnis perumahan dari Jambi. Hanya saja saat ini yang mengalami pernurunan akibat turnnya sejumlah harga komodity dan ekonomi yang melemah.

Sementara itu, Ketua Apersi Jambi Yusuf  saat dikonfirmasi koran ini juga membenarkan adanya dampak turunnya harga komudity terhadap penjulan perumahan, khususnya perumahan tipe RS. Namun demikian, yang menjadi kendala saat ini yaitu susahnya mengurus sertifikat perumahan. Hal ini dikarenakan adanya peraturan baru dari pemerintah tentang perumahan yang membatasi pemecahan sertifikat dalam ukuran 1 hektar.

Yusuf juga mengatakan bahwa penjualan rumah tipe RSH masih sangat prospektif untuk pangsa pasar perumahan Jambi. Dan diakuinya,  memang pengembang di Jambi terus berkembang, namun permintaan juga semakin banyak.

“Saat ini syarat pengembang sudah dipermudah, apabila ada permintaan dan persayaratan lengkap, perumahan sudah dapat langsung direaliasaikan,” katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: