Seru, seperti Duel di Ring Tinju

 Seru, seperti Duel di Ring Tinju

Ubah Gaya Debat, Obama Unggul 

HEMPSTEAD - Hanya 45 detik setelah debat kedua Pemilihan Presiden Amerika Serikat 2012 di Universitas Hofstra, Hempstead, New York, dimulai pada Selasa malam (16/10) waktu setempat (Rabu pagi WIB), Barack Obama menunjukkan bagaimana dirinya memperlakukan debat itu: tak cuma \"siap\" bertarung, tapi juga \"menantang\" bertarung sang lawan, Mitt Romney.

 Obama langsung memotong omongan Romney, yang mendapat giliran pertama bicara. Dia ganti menyudutkan kandidat Partai Republik itu dengan menegaskan, \"Apa yang disampaikan Gubernur Romney itu tidak benar.\"

 Adegan seperti itu terjadi berkali-kali sepanjang 90 menit debat yang berformat ala town hall (melibatkan 82 undecided voter yang merupakan warga sipil dari kalangan nonmedia. Mereka dipilih lembaga survei Gallup) itu. Obama, tampaknya, benar-benar belajar dari kesalahannya yang terlalu pasif dalam debat pertama pada 3 Oktober lalu di Denver.

 Politikus Partai Demokrat yang berusia 51 tahun itu tampil agresif dan trengginas di debat kedua yang dimoderatori Candy Crowley dari CNN tersebut. Kerap, tanpa menunggu giliran bicara, dia memotong, menyanggah, dan ganti menembakkan \"peluru\" yang telah disiapkannya ke lawannya yang berumur 65 tahun tersebut.

 Kutipan di awal tulisan ini adalah salah satu contoh bentuk serangan balik Obama kepada Romney. Suami Ann Romney itu dia sebut sebagai kalangan kaya yang justru akan diuntungkan oleh proposal pajak mantan gubernur Massachusetts tersebut.      

 Serunya, seperti dilansir Washington Post, Romney yang memenangi debat pertama itu juga berusaha meladeni agresivitas sang incumbent tersebut. Jadilah debat kedua yang berfokus pada masalah imigrasi, hak-hak perempuan, kontrol senjata, dan kebijakan luar negeri itu tak ubahnya \"ring tinju,\" beda sekali dengan debat pertama yang cenderung seperti \"seminar\".

 Juga, Obama-lah yang akhirnya memetik buah keberaniannya untuk mengubah gaya berdebat. Berbagai hasil jajak pendapat yang dilansir seusai debat yang melibatkan tanya-jawab dengan 82 undecided voter sebagai audiens tersebut menempatkannya sebagai pemenang. Polling oleh CNN/ORC International, misalnya, memperlihatkan bahwa 46 responden memilih pria yang pernah menghabiskan sebagian masa kecilnya di Jakarta itu sebagai pemenang, dibandingkan 39 persen yang memihak Romney.

 Kemenangan itu jelas sangat melegakan kubu Demokrat. Sebab, buntut kekalahan di debat pertama lalu, posisi Obama di \"klasemen sementara\" \"yang sebelumnya leading di berbagai polling\" sempat didekati Romney, bahkan nyaris seri.

 Kini Obama masih bisa mempertahankan keunggulan atas Romney. Survei ABC News/Washington Post, contohnya, menunjukkan bahwa pria berdarah Kenya tersebut unggul 3 persen (49 persen berbanding 46 persen) atas Romney, sama dengan hasil polling Gallup.  

 Kemenangan Obama terutama terjadi berkat keberhasilannya mengelaborasi titik-titik lemah Romney. Misalnya, blunder ucapan Romney bahwa 47 persen warga AS tak mau membayar pajak penghasilan dan bergantung kepada pemerintah.

 \"Saya percaya Gubernur Romney adalah pria baik, mencintai keluarga, dan religius. Tapi, saya minta Anda juga mengingat siapa yang dimaksudkannya dengan 47 persen warga negara ini, yang disebutnya menolak tanggung jawab pribadi,\" ujar Obama seperti dikutip New York Times.

 Ucapan itu sebenarnya disampaikan Romney tidak di depan publik, tapi kemudian bocor. Yang mengherankan, Obama tak menggunakan hal itu sebagai peluru untuk menyerang Romney di debat pertama.

 Romney juga berusaha keras menjauhkan diri dari citra konservatif ala George W. Bush, presiden terakhir dari Republik yang dikenal sangat konservatif, boros anggaran untuk perang, dan memiliki kebijakan yang hanya menguntungkan korporasi besar. \"Saya akan menyeimbangkan anggaran, menekan Tiongkok, dan lebih berfokus ke usaha kecil,\" katanya.   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: