Potensi Notebook Gaming Masih Kecil
Produsen Kukuh Penetrasi Indonesia
SURABAYA-Potensi produk notebook gaming (notebook untuk konsumen permainan berspesifikasi tinggi, Red) hingga saat ini masih terhitung kecil. Tapi, produk-produk komputer jinjing di segmen tersebut masih saja berdatangan. Produsen laptop sepertinya tak menggubris minimnya omset penjualan di segmen tersebut dan kukuh memborbardir Indonesia dengan produk seri terbaru.
Ketua DPD asosiasi pengusaha komputer Indonesia (Apkomindo) Jatim Kurniawan Putra mengatakan, pengguna notebook gaming masih bisa dihitung jari. Pemain game lebih memilih untuk membeli PC. \"Jika dibandingkan, pemain game yang menggunakan notebook tidak sampai 5 persen. Sisanya lebih memilih personal computer,\" jelasnya di Surabaya kemarin (05/11).
Salah satu penyebabnya, ciri unik dari perangkat gaming, yakni perkembangan yang begitu cepat. Menurutnya, teknologi gaming sangat cepat berkembang, seiring dengan perkembangan spesifikasi perangkat. Karena itu, konsumen seringkali menuntut perangkat fleksibel dalam mengikuti perkembangan. Misalnya, salah satu aspek penting dari perangkat gaming yakni VGA Card. VGA Card adalah perangkat yang bertugas mengelola gambar yang dimunculkan monitor, aspek yang paling diperhatikan pemain game. \"Jika mengunakan laptop, sangat susah untuk melakukan upgrade VGA card. Sedangkan dengan komputer biasa, lebih memungkinkan,\" imbuhnya.
Pertimbangan yang lain adalah soal harga. Harga dari notebook seri gaming adalah produk dengan banderol termahal dibandingkan segmen lainnya. \"Kalau untuk gaming memang spesifikasi hardware-nya tak bisa tanggung-tanggung. Dan kalau mau kualitas tinggi, tentu harganya juga tinggi,\" ujarnya. Dengan begitu, satu-satunya pasar yang di incar adalah pelajar dengan kemampuan beli menengah ke atas. Incaran tersebut karena sifat pelajar yang masih suka bermain tapi harus mobile dalam kegiatan sehari-hari.
Tapi, situasi pasar yang masih sepi tak digubris oleh para produsen produk notebook. Merek-merek tersebut masih saja mengeluarkan seri terbaru. Misalnya, raksasa IT dari Taiwan yakni Asus. Produsen tersbut masih mengeluarkan seri terbaru notebook gaming di Indonesia dengan teknologi 3D. padahal, harganya melebihi banderol Rp 20 juta
Product Manager System Business Group Asus Indonesia Melton Ciputra sendiri mengakui. Penjualan notebook seri gaming miliknya masih berkutat di angka 5 persen dari total penjualan laptop Asus. \"Selama beberapa tahun terakhir, market share-nya masih flat (datar). Dan saya kira masih belum ada peningkatan untuk tahun depan,\" terangnya.
Ketika ditanya mengapa produsen berminat, Melton mengatakan itu memang sudah menjadi tanggung jawab semua merek notebook. \"Itu bagian dari penguatan branding mereka. Supaya konsumen mengenal merek tersebut dengan kualitas yang tinggi,\" ungkapnya.
Namun, Kurniawan mengatakan, pihak vendor masih hitung-hitung jika ingin berdagang notebook gaming. Yang menjadi sumber was-was adalah masalah pasokan. Jika terlalu berlebih dan tak laku, produknya pasti segera tergeser dengan seri yang baru. \"Soal stok, pasti ada. Tapi, bisa dihitung dengan jari. Kalau misalnya berlebih ya memang harus pesan dulu,\" jelasnya.
(bil
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: