Bergelar Guru Teladan Khusus
Korban Kecelakaan SM3T yang Tewas di Aceh Timur
JAKARTA - Program sarjana mengajar di kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal (SM3T) kembali memakan korban. Satu peserta SM3T dipastikan meninggal dan satu lagi kondisinya masih belum ditemukan hingga sekarang akibat kecelakaan perahu di Kabupaten Aceh Timur, NAD. Mereka mendapatkan gelar guru teladan khusus dari pemerintah.
Kecelakaan yang merenggut nyawa peserta SM3T ini terjadi di sungai Jernih Aceh Timur senin lalu (26/11). Korban meninggal yang sudah ditemukan jenazahnya adalah Winda Yulia, alumni Universitas Pendidikan Indonesia (UPI). Kemarin (30/11) jenazah perempuan asal Bandung ini sudah tiba dan disemayamkan sebentar di UPI.
Sementara itu Geugeut Zaludiosanusa Anafi, peserta SM3T asal Bandung rekan Winda masih belum ditemukan hingga saat ini. Mereka dua mengalami kecelakaan nahas setelah mengikuti rapat di kantor Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Dikpora) Kabupaten Aceh Timur. Perahu yang mereka tumpangi tiba-tiba terbalik saat melintas di sungai Jernih Aceh Timur ketika perjalanan pulang ke desa Melidi.
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Mohammad Nuh saat dihubungi kemarin menyatakan belasungkawa atas kejadian ini. \"Saya mewakili kementerian sangat prihatin dengan musibah ini,\" kata dia yang kemarin sedang mendampingi presiden Singapura Tony Tan Keng Yam di Jogjakarta.
Dia menyatakan jika kejadian ini murni kecelakaan. Sampai sekarang belum ada laporan adanya kelalaian dalam insiden ini. Menteri asal Surabaya itu mengatakan, kepada peserta SM3T yang menjadi korban kecelakaan ini akan mendapatkan penghargaan khusus.
\"Mereka akan kami beri gelar guru teladan khusus,\" ujar menteri asal Surabaya itu. Pemberian gelar ini akan dilangsung pada puncak hari guru di Sentul, Bogor, 4 Desember depan. Rencananya puncak peringatan hari guru ini juga diikuti Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).
Nuh juga mengatakan, dari program ini pihaknya akan mengevaluasi pelaksanaan SM3T untuk tahun depan. Dia mengatakan program SM3T akan tetap dilaksanakan karena untuk mendorong percepatan pembangunan pendidikan di daerah khusus.
Diantara pembenahan yang akan dilakukan adalah soal keselamatan atau safety selama bertugas. Misalnya, jika tempat tugas peserta SM3T harus ditempuh melalui jalur sungai, maka selama bertugas mereka dihimbau untuk selalu mempersiapkan pelampung.
\"Perahu yang digunakan di Aceh Timur itu tidak ada pelampungnya. Tapi memang sehari-harinya memang tidak ada pelampungnya,\" ujarnya. Menurut Nuh, proses penugasan SM3T ini berawal dari permintaan pemda yang masuk kawasan 3T. Jadi tidak ada upaya survey dari Kemendikbud di setiap lokasi penempatan SM3T.
Selain mendapatkan gelar khusus, keluarga korban kecelakaan peserta SM3T di Kabupaten Aceh Timur mendapatkan biasiswa penuh. Direktur Pendidik dan Tenaga Kependidikan (Dir PTK) Ditjen Pendidikan Tinggi (Dikti) Kemendikbud Supriadi Rustad menjelaskan, beasiswa ini diberikan karena peserta SM3T tadi meninggal dalam menjalankan tugas negara.
\"Beasiswa penuh kami berikan kepada saudara kandung korban musibah ini,\" katanya di kampus UPI di Bandung. Dia menjelaskan untuk sementara beasiswa penuh ini diberikan kepada seluruh saudara kandung Winda. Untuk beasiswa keluarga kandung Geugeut, masih menunggu pencairan di TKP.
Saat ini, program SM3T sudah berjalan dua angkatan. Angkatan pertama (November 2011-Oktober 2012) berjumlah 2.479 orang. Sedangkan angkatan kedua (November 2012-Oktober 2013) berjumlah 2.726 orang.
(wan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: