>

Fani Oktara, Empat Hari Jadi Istri Bupati

Fani Oktara, Empat Hari Jadi Istri Bupati

Raden Heri Muhammad Jawari mengatakan, hubungan antara dirinya dan bupati sebenarnya sangat dekat. Mereka sama-sama santri dan memiliki banyak kepentingan organisasi. Bahkan, Heri mengaku ikut menyukseskan Aceng dalam pilkada lalu hingga akhirnya bisa menjadi bupati Garut.

Heri menegaskan, pihaknya tidak bermaksud menjatuhkan reputasi politik dan karir bupati dengan kasus ini. Jika saat ini bupati menjadi buah bibir masyarakat, itu bukan karena orang lain, tapi akibat perbuatannya sendiri.

Menurut Heri, saat ini seluruh keluarga Fani dalam kondisi kurang baik. Dua orang tuanya sakit. Bapaknya tak lagi bisa bekerja di perusahaan katering di Bandung. Bahkan, adiknya ikut sakit. Derita itu ditambah dengan runtuhnya rumah yang mereka tempati.

Menjelang magrib, rumah yang ditinggali Fani didatangi beberapa anggota salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM) di Garut. Mereka sengaja menjaga Fani dan keluarga dari hal-hal yang tidak diinginkan. Penjagaan ini dilakukan setiap hari sejak kasus ini mencuat. \"Ini untuk mengantisipasi terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan,\" kata salah seorang anggota LSM tersebut.

Sementara itu, Aceng akhirnya mengakui dirinya pernah menikah siri dengan Fani. Sebelumnya, foto pernikahan bupati dengan Fani sempat tersebar di situs jejaring sosial. Aceng juga mengaku siap meminta maaf kepada keluarga Fani. Namun, dia masih menunggu waktu yang tepat. Meski demikian, dia ingin ditunjukkan letak kesalahannya.

\"Jangankan bila saya berdosa, kalau tidak pun saya akan minta maaf. Tapi, ini minta maaf atas dasar apa dulu? Saya akan melihat timing yang tepat. Mungkin saat ini di sana sedang emosi,\" katanya kepada wartawan.

Aceng yang saat ditemui wartawan ditemani Charli Van Houten, mantan vokalis ST 12, mengungkapkan, foto pernikahan yang selama ini beredar di internet adalah benar foto pernikahan dirinya dengan Fani yang dilakukan secara agama. Bahkan, istri serta anaknya pun mengetahui perkawinan tersebut. Namun, itu semua terjadi lima bulan lalu dan masalah yang lalu tidak ada kaitannya dengan masalah saat ini.

Aceng juga membantah bahwa saat menikah mengaku duda, karena hal itu haram hukumnya. Dia mengaku, sampai saat ini istri sahnya tetap Hj Nur Rohimah Aceng Fikri. Namun, Aceng mengakui, sejak tiga tahun lalu dirinya memang ada masalah dengan Nur Rohimah. Karena tak ingin melanggar aturan, dia akhirnya menikahi Fani secara agama.

Aceng mengakui, sejak menjadi bupati, dirinya memiliki banyak kesibukan sehingga sulit berkomunikasi dengan istri, anak, serta tim sukses pendukungnya seperti sebelum dirinya menjadi bupati. Dia melihat akar permasalahannya adalah kurang komunikasi.

Terkait tuduhan proses cerai yang hanya lewat SMS, menurut Aceng, SMS tersebut merupakan penegasan dari talak secara lisan yang dijatuhkannya kepada Fani. Alasannya, saat itu dirinya akan berangkat umrah dan menerima banyak tamu.

Aceng juga membantah SMS penegasan cerai yang dikirimkan kepada Fani menggunakan bahasa yang kasar. Menurut dia, bahasa yang digunakan saat itu sudah merupakan kata-kata yang bijak dengan tutur kata yang lemah lembut.

Aceng mengaku punya alasan kuat menceraikan Fani. Namun, dia menolak membeberkan hal tersebut karena tidak ingin mengungkapkan aib orang lain kepada publik. \"Alasannya tentu ada. Saya kira tidak etis kalau saya ungkap, apalagi jadi konsumsi publik. Yang pasti, ada hal yang sangat tidak sesuai dengan harapan saya pada dia,\" katanya.

Soal adanya tuduhan melecehkan perempuan, menurut Aceng, dirinya sangat menghargai Fani. Saat pernikahan saja, maskawin yang diberikannya adalah emas seharga Rp 50 juta ditambah uang tunai Rp 100 juta. Menurut Aceng, jumlah belum termasuk barang-barang berharga lain yang juga diberikan kepada Fani.

Karena saat ini masalah tersebut sudah menjadi polemik di masyarakat, Aceng mengaku akan berupaya agar masalahnya segera selesai secara baik-baik. Dia yakin beberapa hari lagi masalah itu akan tuntas. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: