Jelang Coblosan, Madura Memanas

Jelang Coblosan, Madura Memanas

Calon Dicoret, Pendukung Hadang Distribusi Logistik

  BANGKALAN -  Menjelang hari pencoblosan pemilihan bupati (pilbup) besok (12/12), suasana Bangkalan, Madura, semakin panas. Kemarin (10/12) terjadi bentrokan antara aparat keamanan dan massa pendukung Imam Buchori-Zainal Alim (Zein), pasangan calon yang telah dicoret KPU Bangkalan.

  Bentrokan terjadi di sekitar Kantor KPU Bangkalan, Jalan Pemuda Kaffa, Bangkalan. Kericuhan pecah setelah KPU mengeluarkan logistik dari gudang untuk didistribusikan. Pendukung pasangan Imam-Zein tidak ingin logistik didistribusikan sebelum adanya kepastian bahwa jagonya bisa berlaga di pilkada.

  KPU Bangkalan sebelumnya mencoret pasangan Imam-Zein yang diusung PKNU dan PPN (Partai Persatuan Nasional) dari peserta pilkada. Itu menyusul adanya keputusan PTUN Surabaya yang meminta KPU merevisi berita acara penetapan pasangan calon. Revisi berita acara tersebut berarti mencoret pasangan Imam-Zein terkait keabsahan partai pendukung. Atas pencoretan itu, pendukung Imam-Zein tak terima.

  Berdasar pantauan Jawa Pos Radar Madura,  sejak pagi ratusan personel gabungan Polri dan TNI sudah memadati sepanjang Jalan Trunojoyo, tak jauh dari kantor KPU. Mereka menggelar apel akbar pengamanan pilkada Bangkalan. Tak jauh dari lokasi apel, sekitar 200 massa pendukung pasangan Imam-Zein masih bertahan di depan kantor KPU.

  Massa sejak Jumat (7/12) memang menguasai kantor KPU. Mereka bahkan sempat menerobos kantor KPU dan melakukan penyegelan. Semua pintu di KPU dipalang dengan kayu. Massa juga mendirikan dua tenda besar di depan kantor KPU untuk tempat berteduh selama aksi.

  Setelah apel, tanda-tanda akan adanya tindakan represif petugas makin jelas. Sekitar pukul 08.00 pagar kawat ditambah guna memisah massa dengan petugas. Mobil water cannon dan sekompi pasukan Brimob lengkap dengan pentungan mulai bersiaga.

  Saat jarum jam menunjuk pukul 09.00, beberapa pegawai KPU Bangkalan dengan pengawalan ketat mulai mengeluarkan logistik dari pintu belakang. Melihat kegiatan tersebut, massa marah. Mereka bereaksi dengan melemparkan batu.

  Kapolres Bangkalan AKBP Endar Priantoro yang meminta massa tenang melalui pengeras suara tak digubris. Massa yang makin anarkistis membuat petugas menembakkan gas air mata beberapa kali. Massa yang tak melakukan persiapan lari kalang kabut. Mereka mundur hingga 100 meter ke arah timur kantor KPU. Kondisi itu membuat proses distribusi logistik makin lancar.

  Merasa upayanya menduduki kantor KPU gagal, massa mulai melakukan perusakan. Rambu lalu lintas, lampu penerangan jalan, pot bunga, hingga sejumlah papan reklame di depan kompleks SMAN 1 Bangkalan dan RS Syarifah Ambami Rato Ebu (Syamrabu) dirusak. Kondisi itu terus terjadi hingga pertigaan Junok (arah Surabaya).

  Massa juga mulai membakar ban bekas. Tepat pukul 12.00 polisi melakukan serangan kedua. Gas air mata kembali ditembakkan dan dilakukan penyapuan dengan semprotan water cannon. Ironisnya, tembakan gas air mata kali ini juga berdampak pada karyawan dan pasien di RS Syamrabu.

  Setelah massa bergeser dari depan kantor KPU, aparat keamanan melakukan pembersihan puing-puing kerusakan fasilitas umum di jalan. \"Dua tenda yang dijadikan massa bernaung untuk sementara diamankan. Termasuk mobil dan alat bukti lainnya, sementara kami amankan di rumah dinas Kapolres,\" kata salah seorang anggota Brimob.

  Setelah melancarkan aksi, polisi mulai melakukan penyisiran. Identitas setiap warga, termasuk penduduk lokal, diperiksa. Beberapa orang yang dianggap provokator ditangkap. Bahkan, Yusuf, warga Junok, terluka parah karena dipukuli petugas. Petugas menggiringnya ke Mapolres Bangkalan.

  Pada pukul 13.00 sepanjang Jalan Trunojoyo hingga Jalan Pemuda Kaffa bersih dan bisa dilalui kendaraan setelah tiga hari ditutup massa. Meski berhasil memukul mundur massa, aparat tetap berjaga-jaga di sekitar kantor KPU. Aparat juga berjaga-jaga di semua pintu masuk Kota Bangkalan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: