Ekonomi Jambi Makin Membaik

Ekonomi Jambi Makin Membaik

JAMBI – Perkembangan perekonomian provinsi Jambi secara umum berada pada kondisi yang stabil. Hal ini tercermin dalam indikator utama ekonomi makro daerah seperti Produk Domestik Regional Bruto (PDBR). Dimana hingga triwulan III tahun 2012 pertumbuhan ekonomi provinsi Jambi tercatat 6,8 persen diatas pertumbuhan ekonomi nasional 6,5 persen. Namun demikian dengan kondisi perekonomian Jambi yang terus membaik menjadikan Jambi mampu meningkatkan share terhadap nasional sebesar 0,86 persen. 

Kepala kantor perwakilan BI cabang Jambi Marlison Hakim menjelaskan, pertumbuhan perekonomian Jambi ditunjang oleh dua sektor utama. Kedua sektor itu, yakni pertanian serta perdagangan dan sektor hotel dan restoran yang menjadi source of growth perekonomian tahun 2012. Dimana sektor pertanian secara tahunan tumbuh 7,17 persen meningkat dibandingkan tahun lalu 6,03 persen yang bersumber dari meningkatnya produksi tanaman bahan makanan.

“Permintaan domestik yang masih kuat juga menjadi faktor pendorong sektor perdagangan, hotel dan restoran (PHR) sehingga mampu tumbuh 8,6 persen,” jelasnya. 
Demikian juga dengan dari sektor investasi. Dimana pertumbuhan ekonomi yang relatif baik. Jumlah Penanaman Modal Asing (PMA) di Jambi selama tahun 2012 mencapai USD 105,7 juta meningkat signifikan dari tahun sebelumnya yang mencapai USD 38,19 juta.  Ini akan berdampak positif pada peningkatan perekonomian. 
Marlison menyebutkan, dari sisi inflasi, selama tahun 2012 menunjukkan angka yang rendah dan cukup stabil. Sampai dengan September tingkat inflasi tercatat 3,57 yang lebih rendah dari inflasi nasional 3,73. Stabilnya angka inflasi di Jambi ini tak lepas dari upaya mendorong pengendalian inflasi dengan menjaga ketersedian pasokan bahan makanan.

Namun demikian ada beberapa komoditi Jambi yang patut menjadi perhatian, karena cenderung meningkat yaitu biaya kontrak rumah dan bahan bakar rumah tangga.

“Biaya kontrak rumah meningkat mencapai 18,70 persen. Ini seiring dengan meningkatnya ekspektasi masyarakat terhadap harga properti di Jambi,” sebutnya. 
Namun demikian, dari sektor perbankan di Jambi sampai dengan triwulan ke III melambat dibandingkan tahun sebelumnya. Dimana total aset perbankan hingga saat ini yaitu tercatat sebesar Rp 23,90 triliun atau 13,80 persen lebih rendah dari tahun sebelumnya yang mencapai 19,79 persen. Perlambatan pertumbuhan aset perbankan ini seiring dengan pertumbuhan total dana pihak ketiga (DPK) yang mencapai Rp 17,73 triliun atau 8,18 persen.

“Perlambatan DPK ini dikarenakan anjloknya harga komoditi seperti karet dan sawit yang mempengaruhi kemampuan saving masyarakat,” ujar Marlison.
Pada dasarnya suplai sawit CPO dan karet  diperkirakan terus naik. Karena kegiatan investasi pada perkebunan dan pabrik yang cukup tinggi pada tahun sebelumnya. Hal ini juga ditunjang kapasitas pengangkutan komuditas unggulan, oleh karena itu diperkirakan harga CPO akan kembali meningkat pada semester I tahun 2013, hanya saja harga crumb rubber diperkirakan belum naik signifikan. 
Dengan kondisi perekonomian Jambi yang terus membaik, lanjut Marlison diharapkan pada tahun-tahun mendatang Jambi dapat lebih meningkatkan share dan kontribusi terhadap pertumbuhan ekonomi nasional. Dimana saat ini share dan kontribusi Jambi untuk nasional sudah mencapai 0,86 persen.

 “Kedepannya kita menargetkan  share dan kontribusi Jambi untuk nasional bisa mencapai persen atau lebih,” imbuhnya.

(kar)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: