Parpol Krisis Kader Potensial

Parpol Krisis Kader Potensial

Di Pemilukada Usung Calon Eksternal

JAMBI – Beberapa partai politik (Parpol) di Jambi mengalami krisis kader potensial. Dibeberapa Pemilukada,  sedikit sekali partai mengusung kader internal untuk maju sebagai calon kepala daerah.

Sebut saja misalnya, pada Pemilukada Merangin. Meski telah berhasil menempatkan kadernya sebagai Ketua DPRD, PDIP tidak mengusung kader internal. Demikian juga dengan PKS yang memperoleh suara tinggi di Pemilu Legislatif 2009 lalu. Termasuk juga PAN.

Pada pemilukada di Kota Jambi, PKS juga telah memutuskan untuk mengusung kandidat eksternal. PDIP sepertinya juga demikian. Karena saat ini sudah mengerucut kedua nama, yakni Sy Fasha dan Sum Indra yang tinggal menunggu jadwal fit and proper test dari DPP PDIP. Selain itu,  juga ada Hanura, yang hingga saat ini belum memutuskan arah dukungannya.

Pengamat Politik Jambi, Jafar Ahmad mengatakan, sedikitnya partai yang mengusung kader internal karena partai – partai ini tidak memiliki kader yang kredibel dan elektabilitasnya tinggi. Akibatnya mereka mengalami kesulitan saat mencari kader yang pada akhirnya mencari figur dari luar partai.

Menurutnya, sebuah partai, apalagi itu partai besar mesti percaya diri untuk mengusung calon dari internal. Tetapi masalahnya, di sebuah partai, sebagian kader internal loyalitas terhadap ideologi partai belum kuat.

“Jadi partai-partai belum memiliki kapasitas untuk menjadi calon. Partai agak relatif tergantung dengan pihak eksternal,” ujar Jafar.

Menurut Jafar, seharusnya untuk harga diri partai, sebaiknya mengusung kader internal. Ini juga untuk meningkatkan kredibilitas partai.

“Partai tidak menjamin loyalitas untuk kader internal, kader internal tidak diberikan peluang, tidak diberikan akses. Malah dijadikan bahan jualan, atau hanya sebagai komunitas,” sebutnya.

Dengan demikian, keuntungan yang didapat partai hanya untuk jangka pendek. “Biar terbangun soliditas partai, kebanggaan bagi kader, seharusnya diberikan peluang kepada kader internal,” katanya.

Disinggung soal penyebab terjadinya hal itu, menurutnya karena partai - partai pada umumnya tidak dibangun diatas ideologi yang kuat. Juga seleksi kader tidak ketat, asal populer dan punya uang.

“Partai hanya dijadikan alat, tempat lewat untuk menuju kekuasaan dalam jangka pendek. Ini tidak membuat partai menjadi lebih baik,” tuturnya.

Ditambahkannya, kepada partai yang tidak mengusung kader internal, jangan berharap banyak terhadap kandidat yang diusungnya. Sumbangan kepala daerah hanya jangka pendek yang tidak memberikan efek baik terhadap –partai.

‘’Partai ini hanya ingin mendapatkan kekuasaan dan kekayaan, sementara ideologi partai terbelakangkan,” tambahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: