Ekonomi Menggeliat, Ketimpangan Tinggi
Ketua Perbarindo yang Juga dirut PT BPR Batanghari P. Hasurungan Amanik, SE, MM menambahkan, pertumbuhan Ekonomi Jambi juga ditandai dengan bertambahnya aset-aset dan rekening BPR yang dari tahun ke tahun mengalami peningkatan. Bahkan jumlah BPR pun terus mengalami peningkatan, dimana pangsa pasar terbesar BPR yaitu UMKM.
‘’Aset BPR meningkat dari Rp 370 M menjadi Rp 621 M. DPK dari Rp. 273 M menjadi Rp 465 M,’’ terangnya. Namun demikian BPR perlu merasa khawatir dengan adanya UU baru tentang koperasi, yaitu pihak Investor bisa membeli saham KUD. Dan tentunya ini akan menjadi kompetitor bagi BPR yang ada di daerah-daerah.
“Kiat yang bisa dilakukan seperti penguatan modal dari pemegang saham atau bekerjasama dengan mitra dari bank umum,” katanya.
Sementara itu Kepala BPS Provinsi Jambi, Yos Rusdiansa juga menilai perekonomian Jambi yang terus berkembang dengan baik. Dilihat dari beberapa sektor riil seperti pertanian, kontruksi, konsumsi rumah tangga. Yos juga menyebut sektor lain seperti berkurangnya angka pengangguran, inflasi yang stabil, ekspor yang menurun juga menjadi pendorong tumbuhnya ekonomi Jambi.
Namun demikian Yos mengatakan, pada tahun 2013 mendatang ada beberapa catatan penting yang perlu disiasati sejak saat ini yaitu stimulus moneter baru bank AS dan Jepang, pulihnya ekonomi China, pulihnya Harga komoditi Ekspor, Konsumsi swasta masih tinggi.
Selain itu juga prediksi Harga Sawit (CPO) mulai membaik, Harga karet membaik, Harga migas dan batubara mulai meningkat, Pembangunan pabrik semen, beroperasinya blok lemang dan lain sebagainya akan menjadi beberapa faktor pendukung lebih bangkitnya ekonomi Jambi.
“Pertumbuhan ekonomi jambi yang diharapkan yaitu 7,4 hingga 7,8 persen,” tandasnya.
Menanggapi hal ini pengamat ekonomi, Prof Dr Syamsurizal Tan menilai, harga komuditi yang diprediksi menjadi faktor penghambat pertumbuhan ekonomi pada tahun 2013 mendatang belum akan membaik hingga awal semester 2 tahun 2013. Selama ini ekonomi Jambi selalu dimanjakan dengan dua komuditi utama yaitu karet dan sawit. Sehingga pada saat harga turun tidak dapat diatasi dampak-dampak yang timbul.
“Kita lalai dalam sektor lain untuk menopang ekonomi Jambi, maka dari itu perlu perencanaan yang tepat kedepannya agar ekonomi terus membaik,” timpalnya.
Selain itu, paradigma masyarakat tentang sawit dan karet sebagai penopang utama ekonomi harus mulai di putarkan ke sektor lain. Seperti bidang industri jasa yang harus digerakkan secara dini. Pasalnya ia menilai indeks daya saing pada tahun 2013 mendatag belum akan membaik dan hal itu perlu menjadi PR bersama dengan menangkap semua daya saing yang dianggap perlu. ‘’Dari sisi ketimpangan pendapatan juga tak banyak berubah bahkan terkesan naik. Memang ada keberhasilan, tapi dinikmati masyarakat kelas menengah. Indeks William hanya naik sedikit,’’ tandasnya.
(kar/arm)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: