Infasi Jambi Alami Penurunan

Infasi Jambi Alami Penurunan

JAMBI- Inflasi Jambi menunjukan trend penurunan dalam beberapa waktu terakhir namun masih berada dalam koridor sasaran nasional di tahun 2012, dimana inflasi Jambi di tahun 2012 relatif rendah dan stabil yaitu sebesar 4,22 persen. Inflasi Jambi juga masih lebih rendah dari inflasi nasional 4,30 persen serta dalam range inflasi nasional 4,5persen. Ini disampaikan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Jambi, Marlison Hakim dalam presentasinya saat rapat koordinasi dengan pemprov Jambi Kemarin (4/1)

Marlison mengatakan, berdasarkan kelompok dengan bobot tertinggi komponen pembentuk inflasi, kelompok perumahan, air, listrik daan bahan bakar menjadi penyumbang inflasi terbesar sebesar 1,32 persen diikuti dengan makanan jadi, minuman, rokok, dan tembakau dengan sumbangan inflasi 1,06 persen. Menurunnya, inflasi Jambi disebabkan oleh menurunnya inflasi valatile foods yang dominan dipengaruhi oleh shocks bahan makanan. “Yang mempengaruhi terjadinya inflasi ini sperti faktor panen, gangguan alam, atau faktor perkembangan harga komuditas pangan domestik, maupun perkembangan harga komuditas pangan internasional,” jelas Marlison.

Berdasarkan subsektor kelompok, inflasi bahan makanan disebabkan oleh sayur-sayuran dan daging, untuk inflasi makanan jadi disebabkan oleh minuman tidak beralkohol, tembakau dan minuman beralkohol, serta biaya tempat tinggal. Dan untuk komuditi penyumbang inflasi tertinggi yaitu kenaikan harga kontrak rumah menjadi penyumbang tertinggi, sementara menurunnya harga cabai merah menjadi kunci stabilnya inflasi. “Inflasi perumahan mencapai 0,87 persen serta diiukuti meningkatnya harga bawang merah 0,35 persen, dan cabai merah menyumbang inflasi terbesar 1.35 persen, karena harga yang tidak stabil,” papar Marlison.

Untuk mendukung pengendalian inflasi Jambi, lanjut Marlison, beberapa upaya telah dilakukan seperti koordinasi berkala lintas instansi untuk mensinergikan kebijakan masing-masing, pengaturan masa tanam dan panen beberapa komuditas bahan makanan, peningkatan pasokan bahan makana disekitar Kota Jambi, pelaksanaan operasi pasar, pemantauan harga secara berkala, papan elektronis harga, dan kajian tahann pangan. “Beberapa upaya seperti ini perlu dilakukan untuk mensatabilkan inflasi di Jambi,” ujarnya.

Marlison menambahkan, untuk tahun 2013 tantangan pengendalian inflasi berada pada potensi tekanan harga bahan pangan dapat bersumber dari permasalahan struktural seperti kondisi pasokan, permintaan, tata niaga, dan distribusi ataupun kejutan lain seperti faktor eksternal, global, maupun administered price. “Permasalahan struktural di tahun 2013 sepertinya masih akan terjadi, seperti penanganan pasca panen, teknologi pertanian, ataupun lahan pertanian. Inflasi Jambi di tahun 2013 diproyeksikan sebesar 5,00 persen,” imbuhnya.

(kar)

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: