>

Ekspansi, DSN Group Gelontor Rp 220 Miliar

Ekspansi, DSN Group  Gelontor Rp 220 Miliar

Kejar Pertumbuhan Laba 25 Persen

KUTAI TIMUR-Besarnya permintaan produk kelapa sawit di tanah air, memicu PT Dharma Satya Nusantara (DSN Group) untuk menggenjot produksi crude palm oil (CPO). Salah satunya melalui ekspansi pembangunan pabrik kelapa sawit (PKS) ke empat, dan pabrik pengolahan inti kelapa sawit (PKO). Pembangunan dua pabrik baru tersebut setidaknya menyedot pembiayaan dari belanja modal perusahaan (capital expenditure) sebesar Rp 220 miliar.\"

       Executive Director DSN Group T. Arifin memaparkan, investasi PKS baru tersebut kurang lebih mencapai Rp 170 miliar. \"Sedangkan investasi \"untuk PKO sekitar Rp 50 miliar per pabrik,\" ungkapnya dalam peresmian PKS ke empat dan PKO, di Muara Wahau, Kabupaten Kutai Timur, Kalimantan Timur, kemarin (26/2).

       Arifin menerangkan, dengan PKS baru yang memiliki kapasitas produksi sebesar 60 ton per jam, itu\" diharapkan total kapasitas produksi PKS tahun ini bisa mencapai 270 ton per jam. Saat ini, DSN memiliki tiga PKS dengan total kapasitas produksi 210 ton per jam, dengan masing-masing 90 ton per jam (PKS 1), dan 60 ton per jam (PKS 2, PKS 3). \"Sementara untuk PKO sendiri memiliki kapasitas produksi sebesar 200 ton per hari,\" jelasnya.

Dijelaskan, penambahan kapasitas pabrik tersebut tak lepas dari upaya korporasi untuk menggenjot volume produksi crude palm oil (CPO) pada 2013. Tahun lalu, volume total CPO DSN group mencapai 250 ribu ton. Tahun ini pihaknya meningkatkan target volume CPO di atas 30 persen, mencapai 320 ribu hingga 330 ribu ton.

       Untuk mengejar target volume produksi, maka rencana ekspansi pabrik masih terus dilakukan sepanjang tahun ini. Misalnya dengan mengoperasikan pabrik PKS ke lima di Kabupaten Lamandau, Kalimantan Tengah, yang memiliki kapasitas\" pengolahan 60 ton tandan buah segar (TDS) per jam. Serta pembangunan PKS ke enam di Kalimantan Timur, yang diproyeksi beroperasi pada akhir kuartal pertama atau awal kuartal kedua tahun ini. \"Dengan naiknya volume produksi, kami targetkan laba perusahaan kami juga bisa meningkat 20-25 persen tahun ini,\" terangnya.

Di samping itu, Arifin menuturkan, pihaknya saat ini masih fokus berinvestasi di sektor hulu sawit dibandingkan investasi pada hilir sawit. Menurutnya, kapasitas industri hilir sawit yang besar, memicu nilai investasi yang juga cukup besar. Sehingga, ia lebih memilih untuk masuk dalam rantai suplai industri hilir sawit seperti pabrik olein.

Lantaran itu, saat ini sebesar 95 persen CPO yang diproduksi DSN ditujukan untuk pasar domestik. Sebaliknya, sisanya sebesar 5 persen diperuntukkan pasar ekspor seperti Malaysia. Tahun ini DSN juga belum memiliki rencana untuk memperbesar pasar ekspornya, mengingat kebutuhan CPO di dalam negeri, khususnya untuk industri hilir masih cukup besar. Beberapa korporasi yang menerima suplai DSN antara lain Wilmar, Sinar Mas, dan Musim Mas.

       \"Dalam hal ini, pajak ekspor yang diterapkan pemerintah efektif menekan ekspor CPO. Karena harga kita tidak mungkin bisa bersaing di pasar internasional, maka CPO digunakan untuk mendorong industri hilir domestik,\" paparnya.

       Sebagai tambahan informasi, DSN Group menanam sekitar 1.500-2.000 hektare lahan baru. Hingga saat ini, areal penanaman DSN Group mencapai 60 ribu hektare, yang tersebar di Kalimantan Tengah dan Kalimantan Timur. Sementara cadangan lahan (landbank) DSN Group mencapai 200 ribu hektare.

(gal/dos)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: