>

Calon Nonkader Masih Prokontra

Calon Nonkader Masih Prokontra

       Dengan demikian orang-orang yang akan mencalonkan diripun menurutnya harus tahu diri dengan kemampuannya maupun rekam jejaknya selama ini. \"Macam Tridiyanto itu, berkacalah. Selain tidak punya kemampuan apapun, dia juga menyatakan sudah berhenti karena mengikuti jejak guru politiknya Saudara Anas. Lah sekarang mau ikut mau jadi ketum, kita semua tertawa mendengarnya,\" kata Ruhut.

       Keikutsertaan dan pernyataan kesiapan Tridianto, menurut dia, malah akan mencoreng muka Anas Urbaningrum. \"Orang akan tertawa karena melihat ternyata begini saja kualitas loyalis-loyalis Anas. Daripada mempermalukan diri sendiri dan menyeret nama Anas maka menurut saya berkaca lebih baik. Anas pun tidak perlu lagi mengirimkan jagoannya yang ternyata kualitasnya jauh dari kebutuhan kami,\" tandasnya.

       Sementara itu, pengamat politik Universitas Indonesia Boni Hargens menilai, KLB yang akan digelar Demokrat bisa saja hanya berjalan satu arah. Menurut Boni, SBY sudah memiliki sosok yang dibutuhkan untuk menjadi Ketua Umum Demokrat, namun potensi pertikaian di internal patau membuat situasi menjadi tidak pasti. Dalam hal itu, SBY bisa saja menggunakan kekuasaannya untuk melakukan kontrol.

         Maka SBY mengambil alih seluruh kewenangan dalam penentuan Ketua Umum ini lalu dibawa pada sebuah proses yang kelihatannya demokratis melalui KLB,\" ujarnya.

         Menurut Boni, SBY tidak mungkin memilih sosok yang berseberangan dengan dirinya sebagai Ketum Demokrat. Karena itu, Boni menilai akan ada upaya musyawarah mufakat untuk menentukan Ketum pilihan SBY.

         \"Nanti KLB itu adalah sosialisasi figur yang disertai aklamasi yang sudah ditetapkan SBY. Jadi memang dalam bahasa saya, KLB ini mufakat yang dimusyawarahkan, supaya kelihatan demokratis lalu digelar KLB,\" ujarnya.

         Boni menilai, akan ada potensi pemicu konflik jika figur yang diangkat bukan kehendak DPD atau DPC Partai Demokrat. Hanya saja, mekanisme KLB untuk memilih ketum baru sesuai keinginan SBY, bisa saja dilakukan. Asalkan, mekanisme tersebut bisa diterima oleh seluruh kader partai, dan sejauh untuk tujuan yang baik.

          \"SBY melihat bahwa dalam konteks perang terbuka antara Anas dan SBY dan SBY membutuhkan figur yang bisa menjaga SBY dan keluarga dan saat yang bersamaan menjaga partai menurut saya itu manusiawi,\" ujarnya.

         Terkait sosok, Boni memprediksi figur Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Demokrat Marzuki Alie adalah sosok pilihan kader. Sementara sosok pilihan dari SBY kemungkinan adalah matan Ketua Umum Partai Demokrat Hadi Utomo. Sosok seperti Pramono Edhie, Syarif Hasan, dan figur lain kemungkinan hanya sosok tambahan. \"Sebetulnya hanya dua nama saja yang tengah dipertimbangkan,\" tandasnya.

(dyn/bay)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: