Tewas 62 Orang, Gerilyawan Dikenal Kebal
Pakcik menjelaskan, komunitas Sulu dan aparat keamanan di Lahad Datu sebenarnya sudah saling memahami. \"Ini sudah berlangsung bertahun-tahun. Pasti ada sebab lain kenapa ada pengganas itu,\" ujarnya.
Dia juga tidak yakin penyerangan di Kampung Simunul, Semporna, adalah bagian dari pasukan di Kampung Tanduo. \"Itu bisa karena dendam kesumat. Ada masalah antara mereka dan polis,\" katanya.
Komunitas Sulu di Lahad Datu, sambung dia, selama ini punya identitas pengenal dari kerajaan masing-masing. \"Saya pun tidak yakin yang menyerbu itu sultan yang asli. Pasal (sebab), ada tiga orang yang mengaku sultan Sulu,\" ungkapnya.
Pakcik juga heran atas operasi Daulat yang melibatkan bom jet tempur dan ribuan prajurit, tapi tidak bisa menaklukkan hanya 200 gerilyawan. \"Ibarat hutan itu sudah jadi padang jarak padang tekukur (musnah, Red), mereka tak kalah juga,\" tegasnya.
Dia menyebutkan, itu terjadi karena ilmu kebal dan ilmu menghilang yang memang dikuasai etnis Sulu. \"Ini teman kami yang pernah berhadapan langsung,\" katanya menunjuk seorang pria berbadan tegap yang juga ikut dalam wawancara itu. Pria tersebut hanya mengangguk.
Ilmu itulah yang juga membuat pria Sulu sangat pemberani. \"Pedang pun kebal. Peluru tak bisa tembus. Pada 1985, pernah itu lanun (perampok) menyerang. Jumlahnya ratusan, yang mati kena tembak 25 saja,\" ujarnya.
Dalam berbagai kesempatan sidang media (jumpa pers), Kepala Polisi Sabah Datuk Hamza Thaib sudah membantah mitos tersebut. Dia bahkan menunjukkan foto-foto seragam gerilyawan yang ditemukan. Hamza juga membantah mereka telah memakai ilmu hitam untuk melawan. \"Tidak benar informasi bahwa penceroboh bisa menghilang,\" tegasnya.
Namun, di lapangan, para tentara pun percaya mitos tersebut. Karena itu, sebagian besar tentara juga \"membekali\" diri dengan berbagai cara. Misalnya, salat Duha dan salat Hajat sebelum berangkat ke medan operasi. Jawa Pos pernah melihat satu unit (sekitar 6 orang) tentara yang salat bersama-sama di ruang operasi Felda Sahabat sekitar pukul 10.00. \"Kami ini melawan pengganas yang kejam. Jadi, doa itu wajib,\" ujar salah seorang di antara mereka seusai salat.
Di berbagai masjid dan surau, tentara-tentara itu didoakan jamaah. Dewan Fatwa Nasional Malaysia sudah memfatwakan delapan polisi dan dua tentara Malaysia yang gugur sebagai mati syahid.
(rdl/c5/nw)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: