Parpol Adu Strategi
Raih Tiket ke Senayan
JAMBI – Partai politik (Parpol) peserta pemilu 2014, akan bersaing ketat. Termasuk dalam perebutan kursi di DPR-RI dari daerah pemilihan (Dapil) Jambi. Mengingat, Jambi sendiri memiliki memiliki potensi tujuh kursi ke senayan. Tujuh kursi ini akan diperebutkan partai yang lolos verifikasi. Untuk itulah mereka tentunya saling beradu strategi. Tanpa strategi yang matang, parpol akan sulit mendulang suara signifikan. Dan calegnya tentu tak akan lolos ke senayan.
Saat ini ketujuh kursi itu hanya diraih oleh lima partai. Yaitu Partai Demokrat (PD) dua kursi, Partai Amanat Nasional (PAN) dua kursi, Partai Golkar satu kursi, Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) satu kursi dan Hanura satu kursi.
Pengamat Politik Jambi, Jafar Achmad menjelaskan, pada Pemilu 2014 nanti, partai yang mempunyai kursi di senayan harus kerja ekstra keras. Para Caleg juga harus berjuang ekstra keras. Sebab persaingan kali ini lebih sulit dari Pemilu 2009 lalu. Karena jumlah partai lebih sedikit.
“Kalau dulu partainya banyak dan calonnya banyak, karena banyak calon ini suara akan terbagi kebanyak orang. Sehingga mendapatkan suara yang tidak begitu banyak bisa juga duduk. Kalau sekarang lawannya sedikit dan berat, lawan-lawannya juga orang-orang terpilih,” jelasnya.
Dalam memperebutkan kursi, pertarungan semakin berat. Karena Caleg yang maju rata-rata orang-orang kuat yang memiliki jaringan yang banyak serta punya kemampuan menggerakkan jaringan.
“Yang harus dilakukan Caleg adalah, pastikan apakah dia telah melakukan sosialisasi yang intensif ke seluruh wilayah. Masyarakat sekarang ini cenderung tidak apatis, tidak cukup dengan gantungan kunci, baliho, itu sudah terlalu biasa,” katanya.
“Yang dibutuhkan masyarakat itu calon yang akan maju mau menemui mereka. Itu yang menjadi dambaan masyarakat, harus ada kontak langsung dengan masyarakat,” sambungnya.
Mengenai pengaruh partai, untuk DPR RI akan lebih dominan dibandingkan dengan para Calegnya sendiri. Karena pemilih tidak langsung terkoneksi dengan Caleg tersebut.
“Misalnya ada Caleg yang berasal dari Kota Jambi untuk DPR RI, pemilih dari Tanjabtim atau daerah lainnya tidak terkoneksi langsung dengan calonnya. Sehingga calon ini, kalau tidak populer di daerah tersebut akan cenderung memilih partai. Jadi perolehan suara untuk tingkat pusat lebih dominan partai,” ujarnya.
Jika partai ingin meraup suara, meraih dukungan, dan merebut kursi di Senayan, ia melihat, Jambi masih banyak menyimpan figur-figur baru di luar partai yang belum terkontaminasi.
‘’Masih banyak di luar sana yang kredibilitas dan kapabilitasnya baik. Masih banyak di luar sana yang tidak terkait berbagai persoalan. Banyak kualitasnya lebih baik dari kader-kader partai yang ada sekarang ini. Masih banyak orang-orang yang kita bisa percaya untuk mewakili aspirasi masyarakat Jambi ditingkat pusat,” tukasnya.
Sedangkan untuk perebutan tiket untuk ke DPR RI ditubuh partai, ini akan menjadi masalah tersendiri. Partai yang tidak lolos tentu juga memiliki kader yang cukup potensial, ini tentu akan menyeberang ke partai lain.
“Ini akan menggangu kader-kader partai yang telah ada dari sebelumnya. Ini akan dilematis bagi partai. Kan sistem politik kita demokrasi yang mengandalkan kuantitas atau banyaknya suara, mau tidak mau berkiblat kepada kemampuan sesorang memperoleh suara untuk memenangkan partai,” tandasnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: