Waspadai Kredit Macet
Pertumbuhan ekonomi makro pun kondusif,” imbuhnya.
Hal senada dikemukakan Direktur Utama BTPN Jerry Ng. Dia menilai persoalan subsidi layaknya penyakit yang sudah diketahui namun tidak pernah diobati.
’’Kalau persoalan subsidi dan berjalan terus dan tak pernah diperbaiki, itu kayak penyakit yang kita tahu itu penyakit tapi nggak pernah diobati,\" kata Jerry.
Tangkal Stagnasi
Prediksi industri perbankan nasional bakal mengalami stagnasi dinilai terlalu berlebihan. Alasan dibalik pelambatan juga tidak cukup kuat jika hanya didasari atas ketidakpastian waktu naiknya BBM. Karenanya, ramalan tersebut tidak perlu dirisaukan secara berlebihan.
”Saya rasa itu tidak ya. Ketidakpastian kenaikan BBM itu tidak bakal memaksa indusrti perbankan mengalami perlambatan perbankan secara langsung. Industri perbankan sudah punya alamnya sendiri,” tutur Sri Yani Kusumastuti, Koordinator Konsentrasi Perbankan dan Pasar Modal, Universitas Trasaksi, ketika dihubungi di Jakarta, Senin (3/6).
Ekonom The Indonesia Economic Intelligence (IEI) itu menyebut kredit konsumsi tidak akan berpengaruh. Bahkan, kemungkinan besar sektor ini akan menjadi alternatif. Pelaku perbankan akan menggenjot kredit konsumsi untuk menutupi perlambatan di sektor riil. ’’Kalau sektor riil paling mungkin akan mengalami dampak secara langsung dari efek kenaikan BBM. Tapi, pelaku perbankan sudah punya antisipasinya,” tandas Sri Yani.
Selain sektor riil, investasi dan modal kerja akan mengalami tekanan. Kondisi itu juga secara tidak langsung memengaruhi kinerja perbankan. Perbankan akan sangat hati-hati menggelontorkan modal kerja kepada pelaku usaha. Kalau pun memberikan modal tentu dengan syarat dan ketentuan ketat. Pastinya, suku bunga bakal ditawarkan dengan relatif tinggi. ”Pelaku perbankan akan mengarahkan nasabahnya untuk masuk pada jalur kredit konsumsi. Sektor ini yang akan menyelamatkan perbankan dari perlambatan tersebut,” ulas Sri Yani.
Nah, dua entitas yaitu investasi dan modal kerja secara tidak langsung berpengaruh pada ranah perbankan. Perbankan pun sudah punya antisipasi dan jalan keluar untuk menutupi gejolak tersebut. Kredit konsumsi sebagai jalan pintas bisa dipakai untuk menangkal kemungkinan terburuk itu. ”Jadi, menurut hemat saya stagnasi tidak mengancam dunia perbankan. Itu penilaian dan ramalan berlebihan,” tandas Sri Yani.
(rko/far)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: