Hilal Inflasi Sambut Ramadhan
Solusi tersebut yang dimaksud adalah pertama, menghadirkan pola konsumsi yang biasa dihadirkan di hari-hari sebelum Ramadhan. Sebab, pesan Ramadhan bukan menampilkan pola konsumsi yang berlebih tetapi lebih kepada Hakikat Puasa itu sendiri, yakni mengekang hawa nafsu dalam mengkonsumsi dan berperilaku ekonomi.
Kedua, diharapkan kepada masyarakat Muslim tanah air agar tidak panik dalam menghadapi Ramadhan dan Idul Fitri terhadap kondisi barang yang ada dipasaran. Sehingga aksi borong sembako, dan penimbunan secara individu bagi consumer tidak perlu terjadi. Khsusunya kepada Distributor, sudah menjadi gejala yang memiliki taraf kebiasaan, jika menjelang Ramadhan dan Idul Fitri tiba cenderung melakukan aksi timbun barang yang menyebabkan abrang langka di pasarang sehingga harga barang naik secara drastis.
Keempat, menjadi fenomena tersendiri pada bulan ramadhan selalu dibarengi dengan kondisi transportasi yang tersendat-sendat, terutama menjelang hari raya idul fitri, seluruh sarana transportasi akan terpenuhi oleh perpindahan orang dari kota ke daerah. Sehingga kesibukan di dunia transportasi meningkat lebih dari 100%, dan inipun khusus untuk transportasi yang mengangkut orang.
Oleh karena fokus transportasi tersebut, sehingga menyebabkan transportasi yang digunakan untuk mengangkut barang kebutuhan masyarakat akan tersendat dan terlambat. Situasi jalan raya akan mengalami kemacetan dan tidak lancar hingga sedemikian rupa. Sehingga hal ini akan menjadi penyebab utama dari kelangkaan suatu barang pada salah satu daerah, dan akan menjadikan permintaan tidak terpenuhi. Yang terjadi kemudian harga-harga akan mengalami kenaikan secara signifikan. Jika semua ini bisa dikendalikan dan diatasi, Inflasi yang kerap menajdi tamu Ramdhan kita akan bisa tergerus dan kondisi ekonomi dengan sendirinya bisa normal.
Solusi yang ditawarkan tersebut di atas tidaklah memiliki makna jika kita sendiri tidak dapat memaknai puasa itu sebagaimana mestinya dan sebagaimana yang dipesankan oleh Al-Quran dan Sunnah Rasul saw. Oleh karenanya tadarrus al-Quran saat ini tidak hanya membaca secara tartil semata, akan tetapi berupaya memaknainya secara aplikatif dalam kehidupan sehari-hari. Sehingga Ritual Ramadhan kali ini lebih bermakna dan penuh dengan pesan suci dari Ilahi Rabb yang Maha Suci. Akhirnya, Penulis mengucapkan selamat Menjalankan Puasa Ramadhan 1434 H semoga Puasa kita kali ini memeperoleh Ridlo dari Allah swt dan memperoleh Taqwa setelah menyelesaikan perkuliahan Ramadhan ini. Semoga..
(Suwardi, SE. Sy adalah Pendiri sekaligus Wakil Direktur dan Peneliti Ekonomi-Politik Forum for Studies of Islamic Thought and Civilization. Pendiri dan Ketua Ikatan Alumni Ekonomi Syariah IAIN STS Jambi. Anggota PELANTA )
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: