>

Membungkam Suara Tuhan

Membungkam Suara Tuhan

Masa Depan Demokrasi Liberal

Secara sederhana pemahaman tentang demokrasi adalah tata kelola pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat sebagaimana disinggung oleh Sanford A. Lakoff dalam “Democracy: History, Theory, Practice: 1996. artinya. Aspirasi dan keinginan rakyat sangat dominant dalam corak pemerintahan demokrasi. Atau sebagian ahli mengatakan demokrasi ada di tangan rakyat atau suara rakyat suara Tuhan.

Akan tetapi teori yang hampir dijadikan sebagai Tuhan oleh sebagian kalangan elit politik Negara Barat yang Sekuler ternyata tidak berlaku bilamana Pesta Demokrasi tersebut dimenangkan oleh Kalangan Islam Aktivis yang Modernis, terlebih jika kalangan tersebut cenderung menonjolkan ideologi keislamannya dalam aktivitas politik. Seolah dalam kitab suci Demokrasi sudah diwahyukan jika kalangan Islam Haram untuk memenangkan peta politik di manapun berada (baca : FJP Mesir saat ini)

Lihat saja adagium Teroris selalu melekat pada diri dan organisasi Islam yang terus memperjuangkan hak-hak negaranya, sebut saja HAMAS yang oleh Barat dimasukkan dalam daftar hitam organisasi Teroris, sebenarnya apa yan diperjuangkan HAMAS adalah mengambil hak yang dirampas oleh Israel. Kenapa Israel tidak disebut Teroris dan Penjajah Gaya baru ? Kenapa Amerika yang membumihanguskan Irak, Afghanistan tidak disebut penjajah lagi teroris ? itu semua karena mereka takut jika kekuatan Islam kembali bangkit seperti era Dinasti Salahudin al – Ayubi.

Buya HAMKA, ulama kharismatik Indonesia yang mendunia mengatakan, “Seketika terjadi Pemilihan Umum, orang telah menyebut-nyebut kembali yang baru lalu, untuk alat kampanye, nama “Wahabi.” Ada yang mengatakan bahwa Masyumi itu adalah Wahabi, sebab itu jangan pilih orang Masyumi. Pihak komunis pernah turut-turut pula menyebut-nyebut Wahabi.\"

Pernyataan Buya Hamka tersebut jelas, jika kekuatan Islam dalam Peta politik masih diharamkan bangkit dan berkuasa oleh Mereka yang Phobia terhadap Islam. Jika hari ini Moursi dengan Ikhwanul Musliminnya digulingkan di singgahsana kekuasaan meski berhasil dalam pemilu yang demokratis hanya karena Ikhwanul Muslimin bersama Moursi dianggap merupakan ancaman terhadap negara-negara Teluk dan Timur Tengah umumnya dengan tujuan Islamisasinya. Tidak menutup kemungkinan Demokrasi di negara-negara Islam lainnya pun akan mengancam kekuatan Partai Islam (baca : PKS dan PBB dengan Masyumi – nya di Indonesia) yang ingin berdiri memimpin negerinya sendiri.

Akhirnya, Demokrasi yang bermakna Suara Rakyat Suara Tuhan, akan dibungkam jika kelompok Islam yang menguasai dan memenangkan pesta Demokrasi dengan berbagai dalih dan tuduhan asal tujuan akhir melumpuhkan kekuatan Islam berhasil. Di akhir tulisan ini Penulis mengajak kepada umat Islam Indonesia untuk membaca doa Qunut Nazhilah bagi saudara-saudara kita di Mesir. Agar Allah swt segera mengembalikan kedaulatan dan hak-hak umat Islam yang telah dirampas oleh Militer. Semoga ...

Suwardi adalah Wakil Direktur Forum for Studies of Islamic Thought and Civilization. Anggota PELANTA (NIA. 20130729)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: