Kabari Kemenangan ke Semua Orang kecuali Mantan Suami

 Kabari Kemenangan ke Semua Orang kecuali Mantan Suami

KPMJ, Komunitas Jawara Jawa Pos For Her Active & Pro-Active Community Competition

 Ceria dan antusias. Itulah ekspresi lima anggota Komunitas Perempuan Mandiri Jombang (KPMJ) saat ditemui di sekretariat mereka, Jalan Raden Patah, Jombang, kemarin (1/9). Dengan bangga, mereka mengenakan polo shirt pink Jawa Pos For Her Active & Pro-Active Community Competition.

 ELISABET NOVILILIANA, Jombang

 

 KPMJ terpilih sebagai jawara dalam grand final kompetisi komunitas yang diadakan Jawa Pos For Her pada Sabtu lalu (31/8). Kelompok tersebut berawal dari para perempuan korban kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) di Jombang. Sering bertemu, lalu memutuskan membentuk komunitas sehingga bisa saling menguatkan dan meningkatkan kemampuan pribadi agar mampu mandiri.

 KDRT, menurut pasal 1 UU Nomor 23 Tahun 2004 tentang Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga (UU PKDRT), didefinisikan sebagai setiap perbuatan terhadap seseorang, terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengsaraan atau penderitaan secara fisik, seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga, termasuk ancaman untuk melakukan perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup rumah tangga.

 Awalnya, perbincangan dengan anggota KPMJ masih kaku. Tetapi, beberapa saat kemudian mereka bisa bertutur dengan jelas. \"Saat diumumkan sebagai pemenang itu benar-benar kaget, tidak menyangka sama sekali. Makanya tidak bisa berkata-kata,\" tutur salah seorang anggota KPMJ  Yulia Mustianingrum, 41.

 Pernyataan Yulia diiyakan oleh teman-temannya. \"Mimpi menang saja kami tidak berani. Yang penting tampil semaksimal mungkin. Dapat hadiah hiburan lah setidaknya,\" ungkap anggota KPMJ yang lain, Nur Faizah, 34.

 Apalagi, hadiah jalan-jalan ke Amerika Serikat benar-benar membuat mereka terkejut. \"Aku dijak neng Surabaya ae wis seneng (Saya diajak ke Surabaya saja sudah senang),\" ujar Wiji Sulastri, 45.

 Kegembiraan tersebut yang membuat mereka segera datang ke sekretariat begitu dikabari akan ada sesi wawancara. \"Tadi pagi baru pulang dari Ciputra Golf, Club & Hotel Surabaya (tempat menginap setelah acara grand final berakhir). Di jalan macet. Sampai rumah belum sempat beres-beres langsung menuju sekretariat lagi,\" kata Nur.

 Menurut Nur, dirinya belum sempat mengabarkan kemenangan KPMJ kepada keluarga besarnya. Hanya dua anak dan ibu kandungnya yang sudah tahu. Berbeda dengan Mutmainah, 32. Menurut janda dua putri itu, ketua RT di tempat tinggalnya telah mengumumkan berita gembira tersebut. \"Tidak secara formal, tetapi diucapkan keras-keras ke tetangga bahwa saya akan ke Amerika,\" paparnya.

 Nur maupun Mutmainah menyatakan tidak berencana memberi tahu mantan suami masing-masing. Sebab, hubungan mereka dengan ayah dari anak-anaknya hingga kini tidak baik. \"Sampai saat ini anak-anak tidak diberi nafkah,\" kata Nur yang dicerai suaminya pada 2010. Menuturkan kisah hidupnya, Nur mulai mencair. \"Mantan suami saya itu pacar saya sejak kelas dua SMA,\" kisahnya.

 Lulus sekolah dan sempat bekerja, baru kemudian mereka menikah. Mereka memulai hidup dengan usaha ternak lele. \"Awalnya satu kolam saja. Itu juga nyewa milik mertua,\" terang ibunda Friska dan Nadia itu.

 Pelan-pelan usaha mereka meluas. Mereka bisa membeli tanah sendiri untuk dibuat kolam. \"Sudah ada belasan,\" kata Nur mengenai jumlah kolam lele mereka dulu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: