Berpolemik, Ruhut Angkat Tangan
Demokrat Ajukan Pieter Zulkifli
JAKARTA - Tarik ulur pencalonan Ruhut Sitompul sebagai ketua Komisi III DPR berakhir. Gencarnya suara penolakan memaksa Ruhut memilih mundur dari pencalonan sebagai ketua komisi bidang hukum itu.
\"Saya tidak mau ada polemik di komisi yang saya cintai ini. Saya mengundurkan diri menjadi (calon) ketua dan tetap menjadi anggota Komisi III,\" kata Ruhut saat rapat pleno internal Komisi III di kompleks parlemen kemarin (7/10).
Dia sudah melaporkan keputusan itu kepada Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono, Ketua Harian Syarief Hasan, Sekjen Edhie Baskoro, dan Ketua Fraksi Nurhayati Ali Assegaf. Menurut Ruhut, dia didukung untuk tetap maju sebagai calon ketua Komisi III. \"Partai menyerahkan apapun keputusannya kepada saya,\" ujarnya yang didampingi Diana Lovita, istrinya.
Keputusan Ruhut tersebut diambil saat pleno hendak menempuh mekanisme voting untuk meminta persetujuan atas usulan Fraksi Partai Demokrat (FPD) terkait ketua Komisi III. Sejumlah anggota Komisi III meminta segera dilakukan voting setelah forum tidak bisa menyetujui secara bulat penetapan Ruhut sebagai ketua Komisi III. Sebagian lagi meminta ditanyakan kepada FPD apakah ada nama lain yang diusulkan sebagai pengganti Ruhut.
Namun, FPD menolak mekanisme pemungutan suara tersebut. \"Kami tidak ingin voting. Kalau kawan-kawan ingin, mohon maaf kami tidak,\" kata Ruhut.
Sebagai ganti Ruhut, FPD mengajukan nama Pieter C. Zulkifli Simabuea untuk ditetapkan sebagai ketua Komisi III. Pieter bukan nama baru di komisi itu. Dia pernah bertugas di Komisi III sebelum kemudian dirotasi ke Komisi II. Surat FPD kepada pimpinan DPR terkait usulan nama baru itu langsung dikirimkan kemarin.
\"Kami sudah konsultasikan ke DPP, pengunduran diri saudara Ruhut kami hargai. Setelah konsultasi, maka ada nama yang kami usulkan,\" kata anggota Komisi III dari FPD Edy Ramli Sitanggang.
Keputusan Ruhut mendapat apresiasi. \"Saya berikan penghormatan yang tinggi. Akhirnya beliau memuuskan dengan berbagai pertimbangan untuk mengundurkan diri dari pencalonan. Saya lega,\" kata Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso.
Ketua Fraksi PDI Perjuangan Puan Maharani berharap \"drama politik Ruhut\" tidak terjadi lagi di masa mendatang. Keputusan fraksi dalam menunjuk anggotanya pada jabatan pimpinan komisi diharapkan tidak menjadi polemik. \"Sebuah keputusan sebaiknya dilewati melalui mekanisme musyawarah dan mufakat. Jadi, mekanisme voting diusahakan sejauh-jauhnya dihindari,\" katanya.
Dia menegaskan, FPDIP tetap menghargai jika Ruhut tetap diajukan sebagai ketua Komisi III. Apalagi, posisi itu sudah menjadi hak FPD. \"Kami menghargai penunjukkan Ruhut itu. Itu etika politik menurut kami,\" ujar Puan.
Ketua Fraksi Hanura Sarifuddin Sudding mengatakan akan kritis terhadap pengganti Ruhut sebagai pemimpin Komisi III. \"Kami konsisten untuk mendesak pemilihan Ketua Komisi III sesuai mekanisme. Selain itu, seorang ketua komisi harus memiliki kapabilitas dan kapasitas yang mencukupi karena komisi ini membidangi hukum,\" ujar Sudding.
Menurut Sudding, siapapun nama yang diajukan, rekam jejak dan kemampuannya bakal dibedah dan dicermati. Ini karena, sudah banyak agenda sidang menanti untuk dibahas. \"Sidang tentang RUU Kitab Undang-Undang Hukum Acara Pidana (KUHAP) tentu membutuhkan wawasan dan kemampuan yang lebih dari cukup,\" tegasnya.
Sementara itu, Pieter siap menjalankan perintah partai untuk memimpin Komisi III. \"Saya baru tahu hari ini (kemarin, Red). Penugasannya itu dari pimpinan. Apa yang diputuskan oleh pimpinan, pasti saya akan laksanakan dengan baik dengan benar,\" katanya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: