10.000 Orang Tewas di Filipina

10.000 Orang Tewas di Filipina

 MANILA -  Dampak kerusakan topan Haiyan serta jumlah korban yang direnggut di Filipina mengundang simpati dunia. Palang Merah Internasional melaporkan lebih dari 1.200 orang tewas di Tacloban, Filipina Tengah. Namun, pemerintah Filipina mengklaim sedikitnya 10.000 orang meninggal dunia. Jika dilihat dari tingkat kerusakan dan bangunan yang hancur, angka perkiraan pemerintah Filipina tersebut sangat masuk akal.

 Empat hari setelah bencana berlalu, pemerintah Filipina menyatakan negaranya dalam keadaan darurat bencana. Presiden Filipina Benigno Aquino Senin (11/11) mengumumkan langkah darurat guna mendapatkan bantuan internasional. Dia juga berjanji menyalurkan bantuan secepatnya kepada para korban. \"Pesan saya kepada Anda semua, tetap tenang, berdoa, saling membantu sesama, dan kami akan segera memberikan bantuan untuk mengatasi bencana ini,\" ujar Aquino lewat layar televisi.

 Seruan kepala negara Filipina itu langsung direspons dunia. Sejumlah bantuan dari berbagai negara dan organisasi internasional mulai mengalir, antara lain, berasal dari Amerika Serikat, Uni Eropa, Selandia Baru, dan Australia. Kementerian Pertahanan Amerika Serikat mengatakan, pihaknya menyiapkan bantuan kemanusiaan senilai USD 20 juta (sekitar Rp 231 miliar) serta bantuan militer. Kapal induk USS George Washington adalah salah satu bantuan yang diarahkan ke Filipina. Kapal induk tersebut membawa 5.000 personel militer dan 80 awak kapal.

 Sementara itu, komisi Eropa menjanjikan bantuan uang 3 juta euro. Di Jerman organisasi kemanusiaan Caritas dan aliansi dana sumbangan Aktion Deutschland Hilft menyeru penduduk untuk memberikan sumbangan berupa uang. Sementara itu, sebuah tim medis beranggota 24 orang dari organisasi International Search and Rescue (ISAR) saat ini sedang berada di perjalanan menuju Manila.

 Presiden Jerman Joachim Gauck menyatakan belasungkawa kepada penduduk Filipina. \"Dengan kepedihan terbesar saya mendengar kabar kematian ribuan orang dan korban luka yang tidak terhitung jumlahnya,\" tulisnya dalam pernyataan di media kemarin. Sementara itu, Menteri Luar Negeri Jerman Guido Westerwelle menjanjikan bantuan cepat senilai 500.000 euro. \"Jerman ingin membantu, Jerman akan membantu,\" tegasnya.

 Di bagian lain, pantauan BBC di daerah yang mengalami kerusakan terparah, Kota Tacloban, sebagian besar korban terlihat tinggal di antara reruntuhan rumah mereka. Hanya ada sedikit tanda bahwa bantuan dapat disalurkan ke korban selamat yang jumlahnya diperkirakan mencapai 200.000 orang. Karena kelangkaan pangan dan air minum, para korban selamat membobol gudang makanan dan toko. Mereka tampak mulai marah karena belum ada informasi pasti kapan bakal memperoleh bantuan. Pesawat militer Filipina dan Amerika Serikat silih berganti menerbangkan bantuan ke Tacloban. Jalan menuju kota dipenuhi pengungsi dan reruntuhan sehingga menghambat transportasi.

 Selain Amerika Serikat, Inggris mengirim kapal perang dan pesawat pengangkut. Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Jerman, Israel, dan Indonesia mengirim tenaga medis dan petugas ke daerah bencana.

 Dahsyatnya dampak kerusakan dan korban karena topan Haiyan juga menggerakkan konsul kehormatan Filipina untuk Jawa Timur dan Bali bekerja sama dengan Filipino Community in Indonesia-Surabaya untuk membuka rekening bantuan kemanusiaan. \"Lewat rekening ini, kami menggugah hati masyarakat Surabaya dan Indonesia umumnya untuk menyumbangkan sedikit rezekinya bagi saudara-saudara kita yang terkena bencana di sana,\" kata Konsul Kehormatan Filipina untuk Jatim dan Bali Eddy Surohadi saat mengunjungi kantor redaksi Jawa Pos kemarin (12/11).

 Pria yang baru menjabat konsul pada 25 Oktober itu mengungkapkan, sumbangan dana bisa disalurkan lewat nomor rekening 7064184339 Bank Syariah Mandiri Cabang Surabaya Klampis atas nama Bencana Alam Philippines.

 Partisipasi dana bantuan kemanusiaan itu akan ditunggu hingga 20 November. Menurut Eddy, seluruh dana yang terkumpul nanti disalurkan melalui Kedutaan Besar Filipina di Indonesia. \"Karena mereka lebih paham bagaimana mekanisme menyalurkan bantuan itu,\" ujarnya.

 Eddy mengatakan, bencana yang terjadi di Filipina memang termasuk yang terbesar. Bahkan, Haiyan merupakan topan dengan kekuatan kategori lima. Kecepatannya bisa mencapai 315 kilometer per jam. \"Ketika bencana itu terjadi, saya kebetulan tengah ada di Manila. Untung, di sana tidak apa-apa. Tapi, dampaknya sudah terasa. Suara angin terdengar sangat kencang,\" ujar pengusaha di bidang pertambangan tersebut.

 Sementara itu, Presiden Filipino Community in Indonesia-Surabaya Edgardo C. Fuentes mengatakan, bencana angin topan tidak hanya menyerang satu provinsi, yakni Leyte. Tetapi, juga di beberapa provinsi lainnya. Yaitu, Samar, Cebu, Iloilo, Palawan, dan Mindoro.

(AP/Rtr/nji/c10/kim)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: